Rabu, 28 September 2011

CONTOH SIMULASI SEDERHANA PAROAN TRADISIONAL PENGGEMUKAN TERNAK SAPI (Updated)



Di edisi sebelumnya sudah pernah di ulas sekilas mengenai contoh seluk beluk paroan sapi dan pola bagi hasilnya yang biasa ada di masyarakat kita, versi update ini kita coba lebih mempertajam asumsi dengan kondisi yang lebih realistis (kalo tidak dibilang pesimis skenario) karena asumsinya dibuat lebih low level. 

Tentu saja komponen biaya-biaya akan berubah sesuai dengan inflasi.. alias mengikuti perkembangan zaman... jadi bahasan ini hanya membahas FORMAT biaya-biaya yg global saja.


Ada 2 komponen pendanaan yang terlibat dalam penggemukan sapi, yaitu:
1. Modal Untuk Beli Sapi, tergantung harga berat hidup saat itu.
2. Modal Biaya Kandang (Pakan, Tenaga kerja dll) yang mayoritas akan tergantung dari pola pemberian makanan. (untuk peternakan besar dgn full konsentrat, biaya pakan bisa >Rp20rb/ekor/hari dgn pertambahan bobot >1-1,5Kg/hari).


Masalah lainnya seperti transport dll diasumsikan sudah include dalam harga beli sapi di atas dan tdk ada perubahan tataniaga daging sapi yang signifikan

Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang kita gunakan:
Asumsi Harga di awal thn 2011

Dalam tabel di atas, asumsi harga saat beli/jual adalah Rp25rb/Kg, biaya pakan Rp10rb/hari/ekor, dengan periode penggemukan 100 hari dan asumsi pertambahan bobot harian ternak 0,70kg/hari/ekor untuk mempermudah simulasi. Sehingga Investasi Awal secara total dibutuhkan Rp 7.000.000 yaitu untuk pembelian bibit sapi dan biaya pakan selama periode penggemukan. Dan Harga jual secara Moderat adalah Rp 7.750.000.

Skenario Penggemukan merupakan Key Success Factor yang akan menentukan berapa bagi hasil yang akan diterima Investor, karena dari target pertambahan bobot ternak lah return bagi hasil investasi akan ditentukan, semakin besar ternak meningkat bobotnya setiap hari, maka harga jual kelak akan semakin tinggi. 

Makin BANYAK KONSENTRAT = MAKIN MAHAL BIAYA PAKAN = MAKIN CEPAT GENDUT 

Alhamdulillah dari beberapa hasil penimbangan sapi di PeternakanSaKado (liat video) ada yang mencapai level 1,8kg/hari penambahan bobotnya dalam 15 hari uji petik, jadi  5 kondisi asumsi pertambahan bobot dalam  simulasi ini saya rasa  cukup realistis sesuai kondisi lapangan yang ada untuk skala peternakan yg masih merintis seperti di PeternakanSaKaDo ini.. tinggal istiqamah saja memilih pola pakan yang paling efisien..
.

Dalam teori ekonomi, hanya mengenal dua kata kunci yang menentukan besar kecilnya keuntungan yaitu Harga dan Kuantitas. Begitu pula bisnis penggemukan sapi, akan ditentukan oleh faktor harga (eksternal) dan kuantitas bobot sapi (internal). Karena Faktor harga berada diluar kendali kita, maka kita asumsikan saja harga saat kita beli dan harga saat kita jual kelak adalah sama, agar simulasinya lebih mudah, Jadi faktor ADG (Average Daily Growth ternak) akan menjadi penentu utama sukses tidaknya usaha penggemukan kita.. . 

Satu-satunya faktor yg harus menjadi fokus perhatian adalah kemampuan kita menggemukkan bobot sapi melebihi asumsi standar yang ditetapkan, agar harga jual yg dicapai berada dilevel Optimis seperti ilustasi di simulasi sebelumnya  (Sapi dapat dijual dengan harga Rp10jt)

Jadi, dengan bobot saat beli 240Kg,  maka progress pertambahan bobot sapi lah yang akan menentukan margin bagi hasil semua pihak (1kg x 100 hari=100Kg). Nah dari selisih 100Kg inilah keuntungan bagi investor dan pemelihara berasal... semakin melibihi target pertambahan bobot di angka 1kg/hari/ekor, maka semakin besar lagi bagi hasil yang akan kita terima, Simpel kan... ????  

Sebenarnya sih ga sesimpel itu juga... Karena belum tentu sapi gendut itu porsi dagingnya juga banyak.. bisa aja bobot tulangnya doang yg berat...

Dalam ilustrasi ditampilkan beberapa skenario yang dapat terjadi, dari level optimis sampai pesimis. Dengan demikian masing-masing investor dapat mencermati kritikal point mana yang merupakan kunci dari bisnis kemitraan ternak sapi ini. Idealnya semakin mahal biaya pakan yang kita berikan, asupan nutrisi akan semakin bagus dan bobot pertambahan ternak pun akan makin menyakinan... ibarat mau balapan, jika ingin cepat kita harus ikut BALAPAN FORMULA yang high tech dan mahal, sehingga cepat sampai tujuan atau ikut BALAPAN BECAK yang murah meriah.. tapi nyampai tujuan dengan waktu yang lebih lama. 

Kembali ke simulasi...dari Harga Jual ditabel diasumsikan berkisar dari Rp7,25jt sampai Rp 8,25jt, maka Range Dasar untuk penentuan BAGI HASIL adalah Rp250rb sampai Rp 1,25jt. Dari angka itulah Bagi Hasil akan dialokasikan baik untuk investor, pemelihara maupun untuk pengelola kandang.

Dengan komposisi Investasi Awal dan Bagi Hasil yang disajikan, maka diakhir periode penggemukan, total dana yang harus ditransfer ke investor kemitraan pun akan mudah ditentukan, yang berasal dari 3 komponen yaitu pengembalian atas Dana investasi Pembelian Sapi, Pengembalian Dana Biaya Pakan , dan Dana Bagi hasil-nya.

Untuk Mengetahui tingkat keuntungan setahun, tinggal kita Re-invest saja dana sebelumnya di periode penggemukan selanjutnya sehingga secara total kita akan dapat membandingkan secara kasar tingkat keuntungan dari hasil penggemukan sapi ini dengan tingkat deposito di bank.... 

Namun Hati-hati... ini adalah itungan di atas kertas dalam kondisi normal...!!! dalam prakteknya seringkali kita dengar peternak sapi YANG MERUGI,... ini artinya ada faktor-faktor resiko yg unik dalam dunia persapian yang bisa membawa ke jurang kerugian jika kita tidak antisipasi.... misalnya masalah tataniaga impor, sistem jual-beli sapi yg cenderung jual Karkas bukan timbang hidup.. dan masih banyak segunung bisnis risk yang harus kita gali... 

Meskipun di sisi lain pula, ternyata banyak pula peternak sapi yang sukses dan berhasil.... nah dimanakah kunci keberhasilan mereka??? itu adalah sebuah teka teki yang menarik ....kalo diilustrasikan, ribetnya urusan bisnis sapi ini seperti ribetnya kotak-kotak dibawah ini... banyak faktor yang harus kita perhitungan agar tidak sampai merugi..  

BISNIS MAKHLUK HIDUP Pasti BEDA dgn Jualan Aqua Gallon... itulah teka teki DuniaSapi






Demikian kira-kira dunia Bagi Hasil dalam Paroan ternak, Insya Allah edisi selanjutnya akan saya coba bahas TRILOGI INVESTASI, yaitu "NGUTANG- BELI EMAS- EMAS DIGADAIKAN - HASIL GADAI EMAS BIKIN KANDANG"... Sehingga konsep 1 Dinar=1 Kambing bisa di bahas lebih komprehensip lagi.. kalo saya sanggup itu juga..... Idealnya sih kaga ngutang.. tapi gimana lagi, dunia itu memang jauh dari Ideal... tidak semua orang berkecukupun modal tanpa ngutang..seperti saya yg terpaksa pake jurus kepepet Trilogi Investasi ini..

skali lagi ..INGAT LOH, INI CUMA SIMULASI... dalam prakteknya dilapangan pasti ga segampang sang EXCEL menghitung laba simulasi tersebut.. alias ada HIDDEN COST yg perlu di waspadai.. alias JEBAKAN-JEBAKAN RAMBO yg bisa mengurangi margin beternak kita... jadi tetap saja berkandang pun perlu MANAJEMEN RESIKO agar kita bisa mengidentifikasi, mengukur, memitigasi dan mengontrol resiko-resiko internal dan ekstenal dalam dunia beternak sapi...



Soooo... Selamat Menimbang-nimbang investasi .....

=======================================================================


Breaking News atas ulasan simulasi paroan.. 

Kalo ini adalah praktek nyata. sekedar saya mencoba membuktikan apakah dunia ternak SaKaDo itu menjanjikan atau tidak.. walau mahluk paroannya beda.. jadi posisi nya saya coba menjadi shohibul maal, alias menjadi investor dari suatu tawaran investasi kemitraan ternak domba yg dijalankan teman pengajian saya... sekalian saya belajar dan nyuri ilmu dari beliau.. plus sekedar memantapkan langkah di dunia ternak ini.. 

Saya cuma di kasih jatah ngambil 1 Paket oleh beliau.. dimana 1 paket itu terdiri dari paroan 10 ekor domba @Rp1,25jt/ekor.. jadi total nilai paket nya adalah Rp12,5jt dengan periode kemitraan 24 bulan .. sesuai asumsi indukan bisa 3x lahiran.. selama 24 bulan itu saya akan memperoleh bagi hasil dari kemitraan tersebut...

Dari Rp 12,5jt itu saya sharing lagi dengan mengajak teman-teman kantor.. sekedar buat berbagi pengalaman juga, dengan target bagi hasil akan di berikan bulanan. Dari Rp 1,25jt itu bagi hasilnya adalah Rp50rb/bln..    Ini debatable apakah termasuk income fixed atau tidak.. tapi jujur, setelah saya jalanin blajar pengelola kandang, memang susah menghitung bagi hasil yang murni syar'i .. perlu effort yang besar.. perhitungan yang bisa ngalahin cost based nya PT Unilever baru deh kita bisa bicara bagi hasil yang syar'i.. jadi untuk pembelajaran.. fixed income Rp50rb/bln itu harus kita tolelir dulu, semata mata agar kemitraan bisa jalan..

Bagaimanakah penampakan bagi hasil yg sudah saya terima ?..beginilah hasilnya.. 

 Bagi Hasil sd Bulan Maret 2013
Bagi Hasil sd Bulan ke-9 rate nya sudah 36%.. itu porsi buat Investor loh!.. jika anda jalanin sendiri.. artinya keuntungan anda di dunia ternak ini pasti lebih besar dari angka 36% itu.. tentu kunci lainnya adalah JAMINAN PEMASARAN sudah beliau punya..

Apakah rahasianya.... ? cuma satu.. yaitu KAPASITAS TERNAK.. ilustrasinya gini.. ketika saya tawarkan ada yg nyari 2000 ekor bakalan untuk keperlusan suatu pesantren.. beliau tidak serta merta sumringah denger omzet seperti itu.. mengapa? karena harganya menurut dia ga masuk.. mendingan digendutin dulu biar harganya optimal.. 
WAJAR HARGA DAGING NAIK, karena pilosopi ternak di masyarakat menganut konsep ROJO KOYO... ternak itu DIPELIHARA.. bukan KOMODITAS...  walau permintaan dan harga lagi tinggi, kalo dia lagi ga butuh uang, ya ga akan dijual... 
Kuncinya cuma itu ternyata ilmu yang saya dapat dari beliau.. dengan level pengelolaan ternak yang mencapai ratusan ekor.. maka level keuntungan return seperti itu sangat mudah dicapai.. karena rekanan pun akan senang dengan pasokan yang terjamin karena populasi ternak kita banyak..  nah.. tinggal sekarang mana yang akan kita pilih.. mau DAGANG ternak atau BISNIS ternak ?
Wajarlah jika berbekal ilmu paroan yg saya dapat dari teman pengajian itu.. di 2013 saya coba untuk mulai membangun proyek domba..siapa tahu bisa dapat margin >72% buat masuk ke kantong sendiri.. Amin....
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar