Sabtu, 30 Maret 2013

Iseng-iseng Survey Pasar buat Prediksi Harga Domba Qurban 2013 nanti

Hukum Ekonomi itu sederhana SUPPLY vs DEMAND, ... cuma akan jadi pelik kalo barang yg di perebutkan dua pihak itu lagi langka.. misalnya mahluk bernama Es-A-Pe-Ei = SAPI.. !! Dalam kondisi normal seperti sekarang saja sang  sapi itu lagi jual mahal.. apalagi nanti saat musim qurban..  entah akan bertengger di angka berapa pricing yg di pajang para bandar qurban kelak..



Pasar Kambing Dadakan @Lapangan PondokGede sebrang Rumah..

Dari iseng-iseng nanya domba yg di pajang para penjual kambing di lapangan PondokGede Bekasi ini.. harga "buat yg lewat", pricing harga dimulai level Rp1,3jt-1,45jt/ekor..  khususnya buat yg bertanduk harga makin mahal... usia ternak kayanya sih masih blm jauh dari 1 tahunan.. karena ngakunya baru pada ABG itu kambing domba.. masih kinyis-kinyis...


Pasar Malam.. Pasar Kambing..Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Nyampur Semua @PondokGede


Begitupula saat Pa Kosim melakukan survey nun jauh di wilayah Cikamurang sana.. harganya tidak jauh berbeda dari binatang yang jadi penggembalaannya para nabi tersebut... inilah kehebatannya pasar kambing/domba.. sunnatullah nya akan sama.. "1 Dinar = 1 Kambing " dimanapun anda berada harga nya ga jauh beda...   Kalo sekarang rate 1 Dinar di harga Rp 2,2jt,.. tinggal kalikan saja brapa omset para bandar kambing tersebut jika mereka punya kambing yang di jual khusus buat keperluan qurban kelak.. 


 Weekly Business Meeting para Bandar's  @Lapangan PondokGede
Sambil Jemur Kambing sebelum dikirim ke Jagal Pasar



AJIB emang.. soalnya nilai estetika hewan yg akrab dengan pelaksanaan ibadah ini dimana-mana relatif sama.. makin cakep harga makin ga linier,.. jadinya harga pun akan sama.. yang bertanduk akan lebih mahal daripada yg ga bertanduk.. yg tampangnya gagah akan lebih mahal daripada yg loyo dll, persis kaya OPLET SI DOEL di atas yang harganya bisa selangit karena jadi barang antik... .. jadi harga si ternaknya mah default sama ga di desa-ga di kota, .paling beda-bedanya hanya effect masalah ONGKIR .. gitu kali analisa sederhana nya..  wajar pula jadinya kalo pa Kosim lagi tugas bantuin ngirim sapi buat stabilisasi harga daging.. pilihan Truk yang SUPER GALABAG  kan bisa menekan ONGKIR..

Survey @Kandang Warga di Cikamurang Area


Dari 2 survey di lokasi yang berbeda ini.. sinyalnya hampir sama.. yaitu harga Kambing/Domba memang ga pernah turun.. kalo saat qurban dulu dengan dana Rp1,3jt saya sudah bisa motong sendiri domba seperti di gambar survey di wilayah Cikamurang ini.. skarang di kandang nun jauh di pelosok Ndeso aja uang segitu yang punya  dombanya ga mau ngelepas... @Tesis Rojo_Koyo dalam sistem ternak rakyat.


Stok Kandang Khusus Domba Jantan di SaKaDo-Academy
Program Tebar Qurban dan Tebar Aqiqah buat di potong di Desa.


Nampaknya sih. satu-satu nya cara agar kandang khusus qurban itu bisa full kapasitas memang harus SWASEMBADA dari perintisan pembibitan di kandang sendiri, apalagi  jika kondisi harga bakalan ternak sedang mahal-mahal nya akibat hukum ekonomi sedang membentuk Equilibrium Harga yang baru...


Kawin Paksa.......  
# Asal Domba-nya sama-sama suka boleh kata pa hansip... #


Doakan saja semoga jurus Rotasi Indukan Bunting yang sedang kita lakukan dari tahun lalu hasilnya tidak mengecewakan.. Hanya dengan SwaSembada.. Kemandirian itu bisa diraih.. kira-kira begitu kesimpulan saya dari hasil iseng-iseng survey pasar di hari jumat merah kemarin...

Persiapan Swasembada Domba @Sep 2012


Oh yah.. selain minat beternak.. mungkin ada pembaca juga yg minat buka bisnis "Hiburan keluarga" yang super murah sebagai "Entrepreneur Dunia Malam" buat kalangan jelata yang ga sanggup ke Dufan .... barangkali reportase dari pasar malam yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya bisa menjadi salah satu ide... 

"Stream Revenue" dari pasar malam seperti ini selain dari penjualan tiket.. juga dari sewa lapak..  bisa lapak baso.. lapak distro pakaian jadi... lapak stand motor....sewa parkir motor,  contohnya seperti pengalaman teman kantor yg nyewa lapak di pasar malam buat buka  "kolam ikan pancing anak-anak" sebagai latihan mental terjun ke sektor real..  dari hasil panenan usaha pembibitan ikan patin nya

"Ma'rifatul Jahilliyah" Kehidupan Malam di Pondok Gede

Yang jelas.. walau tiket arena hiburan di pasar malam ini cuma beriksar Rp5-10rb saja, tapi banyak jiwa yg tertolong dari keluarnya keringat di arena pasar malam ini ... daripada uang anda cuma nginep di bank alias keberkahannya tidak maksimal, mendingan di coba di putar di sektor real yang mungkin bisa lebih mendatangkan kepuasan lahir dan bathin dalam jangka panjang..... 

Dufan_Ala_Pantura 
buat Non_Middle_Class Economy 
@Lapangan Pondok Gede....




Nguji Andrenalin Barudak
Bertiket Rp 5 rb perak

Selasa, 12 Maret 2013

Studium General Harga Daging @SaKaDo_Academy..

Stabilisasi Harga Daging

Sapuan Gafar
Mantan Wakil Ketua Bulog 

Akibat pelaksanaan kuota impor daging tahun 2012, terjadi lonjakan harga daging dalam 4-5 bulan terakhir. Untuk mengatasinya, akan ditempuh berbagai langkah, antara lain melalui tender impor daging (Kompas, 26/2/2013). Tulisan ini mencoba memetakan masalah menyangkut ternak atau daging, dikaitkan dengan upaya stabilisasi harga daging, dan perlu tidaknya kebijakan kuota impor daging.

Sebenarnya setelah kewenangan Bulog diamputasi pada tahun 1998, ada salah satu tugas yang belum tertangani secara sistematis, yaitu tugas untuk menstabilkan harga daging di wilayah DKI Jakarta. Setelah mendapat mandat pada Sidang Kabinet tahun 1974, Bulog melakukan studi pemetaan masalah daging/ternak. Kesimpulannya, terdapat gangguan pasokan ternak pada bulan puasa dan Lebaran, kekurangan sarana angkutan dan tempat istirahat sapi, dan gangguan pada saat ternak diangkut.
 
"..Jadi Sejak 1974 loh masalah akut penyebab ketidakstabilan harga daging itu sudah di Temu_kenali..". 
Oleh karena itu, Bulog menjalankan sejumlah langkah :

Pertama, memilih waktu kapan Bulog harus turun tangan. Melihat karakter pergerakan harga daging/ternak, maka saat itu dipilih waktu menjelang puasa dan Lebaran serta menjelang Natal dan Tahun Baru. Dengan demikian, pilihan waktunya tertentu. 


"....Akses jalan raya masih segitu-gitu ajah... makin macet cet.. jadi wajar menjelang Hari Raya, Armada Truk Sapi makin malas dan terbatas kelincahannya dalam nganterin pasokan  gara gara si Komo Lewat... "
Kedua, Bulog membangun sarana holding ground atau semacam "hotel sapi" di Cibitung, Bekasi, untuk tempat istirahat ternak sapi sebelum dimasukkan ke rumah pemotongan hewan (RPH). Sewaktu diangkut dari Jawa Tengah/Jawa Timur atau tempat lain, umumnya sapi-sapi menderita stres dan berkurang beratnya. Untuk itu, sapi-sapi tersebut perlu diistirahatkan dulu di Cibitung untuk dipulihkan kondisinya. Keberadaan holding ground sapi di Cibitung sangat membantu pedagang sapi dan akhirnya berkembang menjadi semacam pasar sapi.

 Mungkihkan PeternakanSaKaDo jg menjadi Hotel Sapi ?

Ketiga, membangun komunikasi dengan para pihak yang berkepentingan, terutama Direktorat Jenderal Peternakan yang mengelola alokasi ternak yang diperbolehkan keluar dari suatu provinsi. Hal yang sama dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk penyediaan kapal dan gerbong kereta api apabila terdapat kesulitan angkutan ternak. Selanjutnya, banyak berkomunikasi dengan Persatuan Pedagang Hewan Indonesia, perwakilan Himpunan Pedagang Daging, perwakilan RPH DKI (PT Darmajaya), dan sebagainya.

" .... Jika kita punya Kucing Anggora.... beranikah kita menyampurnya dengan Kucing Kampung yg tidak pernah dirawat ? perpindahan penyakit pasti ada resiko nya.. Begitu juga sapi.... Sapi Liar dari daerah Timur bisa jadi membawa resiko dengan sapi -sapi manja yang biasa di pelihara peternak di kandang... "


Keempat, membuat perencanaan untuk stabilisasi harga daging. Perencanaan yang dibuat hanya untuk 50 hari, yaitu 40 hari sebelum hari-H dan 10 hari setelah hari-H. Kemudian dibuat prognosis hari per hari kebutuhan ternak di DKI Jakarta menjelang puasa/Lebaran dan Natal/Tahun Baru. Setelah itu dilakukan pemantauan harian atas pemasukan ternak melalui RPH dan holding ground ternak di Cibitung dan lain-lain.
 "... nah ini yg asyik.. program tunda potong untuk stabiliasi harga biar lebaran bisa makan rendang.. "
 Masalahnya sampai skarang kandang masih kosong... 
terancam ga bisa makan rendang lagi dech..  
#... Rendang Kambing enak kali ya.. #


Untuk kelancaran angkutan ternak terkait pelaksanaan rencana 50 hari tersebut, Bulog mengeluarkan stiker "Ternak Milik Bulog" yang ditempelkan pada truk pengangkut ternak. Menurut para pedagang ternak, dampak stiker tersebut sangat efektif: tidak ada yang berani menyetop truk pengangkut ternak yang ditempeli stiker tersebut. Cara seperti itu, apabila dilakukan sekarang ini, mungkin akan ada yang mempersoalkan dari segi hukum. Pada saat itu cara tersebut sangat efektif untuk mengurangi pungutan di jalan.
"... Jgn sampai kaya truk kandang kita.. pas pick season malah mogok di tol..... "

Langkah ke depan

Stabilisasi harga daging yang dilakukan Bulog pada saat itu memang masih terbatas lokasinya, tetapi mulai pertengahan 1980-an telah dikembangkan untuk Bandung, Jambi, Palembang, Bengkulu, dan Jayapura. Waktunya mulai ditambah, tidak hanya menjelang puasa/Lebaran dan Natal/Tahun Baru, tetapi juga menjelang pemilu, misalnya. Jenisnya pun bertambah, seperti daging ayam potong dan telur. Awal 1990-an, Bulog juga memantau impor daging beku. Pada waktu itu pasar modern mulai tumbuh. Bulog melalui koperasi dan PT PP Berdikari mengembangkan rumah potong hewan modern di Cibitung, rumah potong ayam di Ciputat, dan peternakan di Sulawesi Selatan untuk melayani tuntutan konsumen.



Secara umum keadaan sekarang ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan keadaan 20 tahun yang lalu, hanya sekarang masalahnya lebih kompleks dengan berkembangnya pasar modern dan dominannya impor daging dan ternak. Sebagaimana diketahui, peternak kita yang hanya memiliki 3-5 ekor sapi berhadapan dengan peternakan yang memiliki ribuan ternak.

"Karena kita TIDAK MENGETAHUI faktor kegagalan-kegagalan untuk menjadi peternak, maka kita menganggap KEGAGALAN ITU TIDAK ADA 
(Baca Kuliah Umum Dosen Imajiner Luar Biasa @SaKaDo_Academy : Tony_sapi).."

Pola penjualan petani juga hanya 1-2 ekor, yang berarti biaya pengumpulannya mahal. Belum lagi petani menghadapi liku-liku para belantik di pasar. Jika tidak dijual melalui belantik, tidak ada yang menawar. Dalam angkutan ternak juga terdapat pungutan di berbagai pos penjagaan. Akhirnya semuanya menimbulkan biaya tinggi. Mereka akan kalah dari peternakan besar, apalagi dari ternak impor.

".... Dengan kondisi di atas.. hanya yg bermental PAHLAWAN TANPA TANDA JASA yg berani terjun ke bisnis sapi.. "


Setelah tahun 2000, impor ternak dan daging terus tumbuh dan akhirnya pada 3-4 tahun terakhir sudah mendesak peternak kecil. Sebagai catatan, di Yogyakarta hingga Idul Adha tahun lalu harga ternak masih relatif rendah. Untuk hewan kurban setara dengan tujuh ekor kambing masih dapat dibeli dengan harga Rp 7,5 juta sampai Rp 8,5 juta per ekor, tetapi saat ini harganya minimal mencapai Rp 11 juta per ekor. Kenaikan harga daging akhir-akhir ini sangat memukul para pengguna daging sapi.

Oleh karena menyangkut nasib ribuan peternak kecil dan ribuan pedagang bakso dan lain-lain, stabilisasi harga daging sangat diperlukan. Selain itu, daging merupakan sumber protein penting untuk peningkatan mutu gizi penduduk. Apalagi konsumsi daging saat ini masih rendah, di bawah 2 kilogram per kapita per tahun. Dari dimensi waktu, stabilisasi harga daging diperlukan, tidak hanya menjelang bulan puasa/Lebaran dan hari Natal/Tahun Baru saja, tetapi sepanjang tahun. Daerahnya pun lebih luas lagi, khususnya non-sentra produksi ternak.



Tender kuota impor
Dengan akan diubahnya pelaksanaan impor daging dengan cara tender, apakah stabilisasi harga daging akan terjamin? Kebijakan kuota impor dimaksudkan untuk mencegah peternak dalam negeri tidak terpukul oleh impor daging. Untuk itu, jumlah yang diimpor harus diatur agar tidak memukul peternak kita, tetapi juga tidak terlalu tinggi bagi pengguna daging. Dengan demikian, yang akan ditenderkan nanti adalah kuota impor daging.


Di negara tetangga kebijakannya berupa tarif kuota yang dikombinasikan dengan bea masuk yang dapat naik/turun atau kuotanya yang fleksibel. Oleh karena kebutuhan daging berjalan sepanjang tahun, tender atas kuota impor daging harus dapat memenuhi kekurangan pasokan untuk sepanjang tahun. Karena itu, tender terhadap kuota impor daging tidak mungkin hanya dilaksanakan dalam satu kali tender dalam setahun, tetapi minimal tiga kali tender dengan memerhatikan kejadian penting yang dapat membuat harga bergejolak. Selain itu, untuk membatasi terus bertambahnya importir daging yang mengikuti tender, disarankan importir adalah yang memiliki kaitan dengan program peningkatan produksi, khususnya pembibitan sapi yang merupakan titik terlemah industri peternakan kita.
 "..  Ada yg tahu berapa gelintir kira-kira yg bisa masuk syarat di atas..... ?  "
Hal yang sama dilakukan untuk importir gula kristal putih, di mana yang diperbolehkan mengimpor adalah importir produsen. Sudah barang tentu pelaksanaannya bertahap agar mereka bersiap diri. Diharapkan yang akan menjadi importir daging adalah bukan pedagang kelontong yang memperdagangkan izin impor.


Selain itu, masih ada masalah penting yang belum digarap, yaitu stabilisasi harga menjelang puasa/Lebaran dan Natal/tahun baru. Permasalahan yang ada sebenarnya masih mirip dengan yang ditangani Bulog yang lalu, hanya sekarang faktor impor daging dapat dipakai sebagai penentu. Stabilisasi harga daging "model Bulog" dulu juga masih relevan, dengan penyesuaian-penyesuaian tentunya. Sekarang ini pelibatan RPH milik pemda juga sangat penting sebagai pelaksana stabilisasi harga daging. RPH tersebut perlu direvitalisasi dan Pemprov DKI Jakarta mampu melaksanakan tugas sebagai salah satu pelaksana, termasuk untuk membangun holding ground sapi yang lebih representatif di luar DKI Jakarta.

Masalah lembaga yang menangani operasional stabilisasi, harga khususnya untuk menentukan kuota, pemantauan pemasukan impor daging secara hari per hari dan melaksanakan koordinasi pelaksanaan stabilisasi harga menjelang puasa/Lebaran dan Natal/Tahun Baru, perlu dipikirkan. Sebaiknya lembaga yang menangani tidak bias ke produsen, pedagang, dan konsumen. Harga daging harus memberikan insentif kepada peternak agar bergairah untuk meningkatkan produksi, tetapi harganya pun terjangkau konsumen.

Sebaiknya yang mengoordinasikan stabilisasi harga daging dan memantau harga dan pemasukan impor daging adalah staf yang berada di bawah Menko Perekonomian. Dulu Bulog dengan jaringan koperasi dan PT PP Berdikari yang "dikuasainya" berencana akan menuju ke sana, tetapi kewenangan Bulog diamputasi tahun 1998 oleh Dana Moneter Internasional (IMF) #..inilah POLITIK DAGING SAPI  yg sebenarnya...#

Dalam jangka panjang, untuk menangani stabilisasi harga daging, mungkin dapat digerakkan beberapa BUMN dan BUMD, tetapi perlu waktu untuk pelaksanaannya. Masalah yang mendesak dipikirkan karena sudah ada di depan mata adalah dalam 4-5 bulan lagi kita menghadapi bulan puasa dan Lebaran. Apakah kita menunggu harga daging naik lagi di atas Rp 100.000 per kilogram, dan kita semuanya hanya terpesona dengan kasus korupsi impor daging sapi? Jangan salahkan nanti kalau rakyat marah.


Sapuan Gafar Mantan Wakil Ketua Bulog


================================================================
 Jadi kalo peternak dan pedagang daging saja merugi.. jadi SIAPA yg untung dong dalam persapian ini.. ?? ini bukan jebakan rambo .. tapi namanya TEKA TEKI RAMBO ....