Rabu, 21 Maret 2012

Politik Daging Sapi... bisakah kita men-Siasati-Nya.... ??? Jebakan Rambo Ke-3


" Sri-Edi Swasono ....:.Tanpa nasionalisme, kecerdasan otak tidak menjadi pendorong untuk mengangkat harkat kita dari keterjerumusan sebagai JONGOS GLOBALISASI, tidak akan mampu merasakan bahwa restoran-restoran asing, mal-mal, dan supermarket-supermarket serba asing melumpuhkan dan memiskinkan usaha-usaha anak negeri..... #


Berhubung area yg kita bahas sekarang adalah bidang yang paling BERBAHAYA.. terpaksa saya loncat dulu TRILOGI JEBAKAN RAMBO nya ke masalah KEMANA kita AKAN JUAL SAPI dan LIKA LIKUnya.. kenapa BERBAHAYA?? karena dari kisah para senior yang sudah tahunan berkecimpung dalam duniasapi pun mengakui bahwa bisnis SAPI itu bisa dibilang mirip bisnis CABE MERAH.. harganya kadang MEROKET, namun tak jarang NYUNGSEP MASUK JURANG, jadi jangan sampai kita BERFIKIR yang ENAK-ENAK saja dalam berinvestasi sapi maupun ternak lainnya dengan MELUPAKAN resiko-resiko dari setiap bisnis ternak yang kita jalankan.. ingatlah selalu pesan mahaguru sapi kita berikut ini....

Resiko masuk jurang dalam duniasapi itu bisa karena faktor eksternal, seperti urusan tataniaga persapian alias kehantam sapi impor ataupun faktor internal dari sang sapi sendiri yg unik.. karena jualan sapi itu BEDA dengan jualan aqua gallon yg sama persis bobot dan ukurannya, baik saat di gudang maupun ketika kira kirim ke pembeli bobotnya tdk berubah.. nah, jika kita punya 2 sapi berbobot persis sama, belum tentu ketika dipotong akan menghasilkan jumlah berat KARKAS  yang sama,  bisa saja sapi A kandungan tulangnya lebih gede... sehingga dagingnya jadi  lebih banyak atau sebaliknya.. ujung-ujungnya UANG JUALAN SAPI  yang kita terimapun  akan tidak sama... . apa perlu kandang kita punya alat ronsen agar bisa menaksir tulang si sapi itu banyak atau dikit??? inilah uniknya jual beli sapi.

#... Impor Lagi.. Impor lage Solusi Nya.... #
"...... Paham kerakyatan yang meluntur membuat kita cuek ketika pembangunan menggusur orang miskin dan bukan menggusur kemiskinan......"

Begitu pula ketika si sapi kita kirim, bisa jadi bobot dari kandang kita akan berbeda dengan saat sang sapi ditimbang lagi di kandang pembeli... disinilah perlunya  kita mengenal sistem jual beli persapian juga, agar dapat meminimalkan faktor faktor resiko inheren bisnis sapi ini.. apalagi jika anda ingin JUALAN SAPI QURBAN, JANGAN sekali-kali berani jualan based on harga BOBOT SAPI, katakanlah  di brosur  sebagai strategi jualan yg beda dgn penjual qurban lainnya kita bilang jual qurban harga timbang hidup Rp30rb/Kg, jadi dengan uang Rp9jt sang konsumen dijanjikan sapi berbobot 300kg, bisa jadi ketika anda timbang si sapi masih 300kg atau lebih dikit di kandang kita,  tapi jangan kaget ketika sampai di pembeli mereka iseng menimbang sapi lagi dan ternyata bobotnya misalnya cuma 270kg.. maka KERUGIAN lah yg akan dihadapi.. karena anda dapat komplain jualan tidak sesuai spec, dan rugi bandar kena biaya transport untuk mengganti sapi yg tidak sesuai pesanan tadi.. istilah pemain senior.. sapinya gendut di perut., ga gendut di daging... jadi ketika dijalan sapinya BAB, bobotnya ikut nyusut juga...kalo sekali doang BAB sih ga masalah.. gimana kalo ternyata tiap jam BAB... hihihihi




Sampai di sini sudah ada berapa Jebakan Rambo ya???

Makanya tidak heran jika para pelaku senior bisnis sapi tidak ketakutan dengan yang namanya pemain baru.. karena jebakannya dalam bisnis sapi ini memang banyak.. malah rata-rata pelaku senior ini dengan murah hati memberikan kiat-kiat agar pengalaman buruk mereka tidak dialami pemain baru... seperti yang saya alami awal tahun 2011 lalu ketika  dikasih ilmu gratis dari bandar sapi kawakan di daerah Jatinangor ini... walau tengah malam datang ke kandangnya dgn petantang petenteng kaya mau jualan aqua, beliau tetap dengan sabar melayani berbagai pertanyaan yang dilontarkan dari anak kemarin sore di duniasapi ini... 

Kata mbah Google....ada beberapa mekanisme jual beli sapi yg berlaku di masyarakat kita:
1. Jual Jogrog.. alias naksir bobot sapi dengan mata telanjang.. misal ketika lihat fisik sapi, taksiran saya bobotnya sekitar 250kg..kalo harga pasaran hidup 30rb/kg.brarti ni sapi saya hargai Rp 7,5jt.. nah Rp7,5jt inilah yang jadi dasar tawar menawar saya kepada pemilik sapi...
2. Timbang Hidup.. harga ditentukan oleh hasil alat ukur timbangan ternak.. misalnya sang sapi saya timbang, hasilnya 300kg.. tinggal dikali harga berat hidup Rp 30rb/Kg .. deal harganya Rp 9jt
3. Jual Karkas.. Sapi baru dibayar setelah disembelih jadi daging... nah ini kaya kalo musim qurban, daging-daging yg sudah siap dibungkus plastik buat dibagikan itulah yg di timbang..misalnya dari bobot hidup yg 300kg tadi setelah di sembelih didapatkan daging-jeroan-tulang dll  sekitar 150kg.. karkas sebanyak 150kg inilah yang jadi dasar transaksi ..misalnya harga daging karkas adalah Rp 50rb/kg..maka saya akan dapat uang jual sapi sebesar  150kg x Rp50rb.. alias Rp7,5jt

Tuh.. buat milih metode jualnya ajah sudah bikin bingung .. kira-kira kalo kita jadi peternak.. kita akan pakai sistem yang mana nih saat jualan sapi nanti??? Jebakan Rambo kesekian nya sudah mulai kelihatan lagi  kayanya.

Jika kita pilah lagi, ada 2 pihak yg berkepentingan dgn DAGING SAPI ini yaitu:
  1. PEDAGANG/-SUPLIER- PENGUSAHA DAGING
  2. PETERNAK - PENGGEMUKAN - PEMBIBITAN SAPI POTONG
Buat Golongan Pertama yang memandang sapi sebagai komoditas, urusan sapi lokal atau impor ga ada bedanya.. urusan peternak lokal bangkrut gara-gara pasar kedatangan SAPI impor juga bukan prioritas mereka.. urusan orang kampung pada rugi dalam beternak.. juga tidak menjadi masalah buat mereka.. karena fokus para jiwa PEDAGANG DAGING ini adalah bagaimana urusan supply daging nya bisa lancar.. stok terjamin dll...permintaan konsumen di pasar bisa mereka layani.. yang doyan baso tetap bisa jajan tiap hari, karena mereka ngincer MARGIN dari beli SISTEM KARKAS vs JUAL DAGING di pasar agar bisa tetap untung besar...

Apakah semudah itu dapat KEUNTUNGAN jadi PEDAGANG DAGING ??? TIDAK JUGA.. !!!

Ternyata.... Bukan hanya peternaknya saja.. para pedagang dan supplier daging pun tidak selalu UNTUNG TERUS akibat jebakan rambo ini.. misalnya sebagai supplier daging, saya akan Beli SISTEM KARKAS dari Peternak daerah, misalnya lokasi saya di jakarta, jadi peternak sapi akan kirim sapi ke Jagal tempat saya motong, setelah sapi di sembelih, dicincang dan dipisahkan daging, jeroan atau tulang yg siap konsumsi atau KARKAS tadi  itulah yang nanti di timbang dan dihargai untuk dibayarkan ke peternak yang punya sapi.. urusan transport, sewa kandang di jagal dll itu urusan yg peternak sapi (ini kategori jebakan rambo buat peternak, ada Hidden Cost diluar biaya pakan di kandang dll).  ... 

EGP selama sapi itu hidup, POKOKE saya sebagai pedagang daging cuma mau bayar saat sapi nya udah jadi daging!!!  

Lalu kita buka lapak daging dipasar, dan dari sapi lokal tadi kita itung-itung harga jual harus jatuh di harga Rp 70rb/kg...  namun sebelah meja lapak kita tiba-tiba menggelar daging SAPI BX (impor) dengan harga Rp 65rb/Kg, kira-kira ibu-ibu yang belanja di pasar tsb akan pilih mana??  apakah mereka peduli adanya perbedaan daging lokal vs daging sapi BX..... ?? kayanya sih ga.. saya pun pasti akan milih yang lebih murah.. toh sama-sama daging sapi... urusan sapinya diberi pakan rumput atau pabrikan kayanya ga terlalu ada dalam pikiran... persis ketika kita makan ayam, apakah sang ayam gendut akibat di suntik atau gendut sendiri nampaknya kita tidak terlalu peduli., yang  penting daging ayam... itulah sedikit ilmu transaksi perdagingan  yang saya dapatkan  dari hasil kongkow bareng di RPH CAKUNG beberapa minggu lalu dengan rekan sekantor yg duluan pensiun dini dan menekuni jadi  supplier daging di ibukota. 

Jadi kalo peternak dan pedagang daging saja merugi.. jadi SIAPA yg untung dong dalam persapian ini.. ?? ini bukan jebakan rambo .. tapi namanya TEKA TEKI RAMBO .... 

Untunglah Allah itu Maha Adil dan Bijaksana.. kita yang jadi peternak pemula ini diberikan 1 moment special dimana semua potensi kerugian tersebut bisa di hindari atau tergantikan.. yaitu.. ternak sapi nya kita besarkan menjadi SAPI PREMIUM buat musim Qurban nanti... nah, kalo udah urusan ber-QURBAN TERBAIK untuk sang PENCIPTA.. tentu harga urusan nomor sekian... malah kalo bisa masuk rekor MURI kali ya agar bisa berqurban dengan bobot terberat...


sooooo HARAPAN ITU PASTI SELALU ADA....
........................ But ..............

Ga berarti jualan Qurban juga ga bisa Rugi... 
Nah loh!!! 
Nantikanlah Jebakan Qurban dari Sang Rambo itu seperti apa....


======================================
Repost tulisan Bln Maret 2012... 

1 komentar: