Rabu, 28 Oktober 2015

Blajar Menghijaukan Bumi Agar bisa Menghasilkan Buah-buahan via De'Urbanization Lifestyle.....


 Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya” . [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)]



Foto ini adalah penampakan salah satu sudut desa di musim kemarau tahun 2011 lalu... pastilah sudah terbayang gimana kondisinya.. Puaaanasnya Pool bangets..  sampai kadang kita temukan bekas rumput dan jerami yang menghitam karena terbakar massal tidak tahan oleh teriknya cahaya matahari..

Mungkin ga beda jauh dengan kondisi di pedesaan lainnya di negara kita.. yang sudah mulai kesulitan sumber air karena infrastruktur irigasi sangat minim... namun selama hujan masih turun ke bumi... mustinya sih ga gundul-gundul amat sejauh mata pemandangannya.... 




Ga Enaknya Dekat Lahan Perhutani..
Kalo lagi musim Tebang Gundul Semua 

Nah.. yang bikin saya penasaran adalah.. mengapa di hamparan pemandangan tersebut sangat mnim pohon buah yang di tanam... di pinggir jalur cikamurang yang tidak jauh dari desa, sering saya temui sawah-sawah yg ditanamin pohon mangga... pola tumpang sari ini yang harus mulai kita contoh...  cuma mungkin kendalanya kembali kepada masalah mahalnya bibit... sehingga tidak semua petani sanggup membelinya... # Program Sedekah Pohon Buah #



 Target Ideal Penghijauan 100 thn nanti seperti 
Kampoeng WiraUsaha TegalWaru.. @mimpibangets.com

Apakah di Babakan Asem ini tidak ada pohon yg cocok..? atau mungkin juga tidak kuat tumbuh saat musim kemarau.. ataukah karena bibit buah itu TIDAK BISA terbeli oleh warga.. alias Costly sehingga tidak ada gerakan menanam massal bagi warga.. padahal kita sama sama tahu nilai ekonomis dari buah-buahan lumayan juga... 



Hipotesa tanah babakan Asem tidak cocok ditanamin pohon buah kontrakdiktif juga dengan fakta pa Kosim sempat ngirim beberapa peti buah-buahan saat musim panen mangga, dari jenis harumanis sampai GEDONG GINCU pun ada.. Minimal kalo saya dikirim buah mangga 1 pickup hasil panen dari beberapa pohon mangga tsb bisa bikin jus gratis untuk beberapa minggu..

..Menikmati Panen Buah @2012..
 

Jadi, ada peluang yang bisa kita jadikan sebuah gerakan menuju konsep BER-HI-BERBerpohon- Hijau nan rindang - Berbuah.. # jiplak jargonnya pemda bandung tempo doeloe...#



Kaya-kayanya sih menarik juga jika kita ciptakan TREND untuk mulai menanam pohon-pohon buah di lingkungan desa binaan kita ini dgn gerakan yg katanya buat level individu disebut  De'Urbanization Lifestyle..... atau LAND GRABS alias Perburuan Lahan Pertanian dalam skala Globalnya…




" ...Yang pertama adalah sikap masyarakat yang harus berubah dari fokus pada hak (milik)menjadi tanggung jawab (untuk memakmurkan). Ini tugas para ustadz untuk menjelaskan ke masyarakat bahwa lahan-lahan yang mereka miliki adalah amanah, yang semula hak bisa justru menjadi liability bila mereka tidak memakmurkannya. Liability di dunia karena membayari ongkosnya (pajak, penjagaan dlsb), juga liability di akhirat karena menyia-nyiakan amanah yang mestinya berguna untuk memakmurkan dirinya sendiri dan orang lain.." .

Nyari Bibit @Trubus Gunung Sahari.. 
Bisa Jebol Kantong kalo belinya disini mah
 

Simpelnya sih gini.. kita bikin pilot project di kavling yang kita miliki di desa untuk ditanamin berbagai macam buah-buahan.. siapa tahu nanti pemilik-pemilik lahan lainnya yang notabene orang kota akan tergerak menanam juga.. sehingga andai kelak suatu saat pohon-pohon buah itu panen barengan.. status desa Babakan Asem akan berubah menjadi Desa Sentra Buah-buahan... yang ujung-ujung nya akan mendatangkan aliran capital dari kota.. dan tentunya akan menjadi insprirasi buat warga agar ikut tergerak menanami lahan-lahan mereka dengan pohon-pohon bernilai komoditas tsb... dan siapa tahu 100thn yad saya dan pa Kosim di anugrahi KALPATARU karena Babakan asem jadi BER-HI-BER beneran..

Pohon Jabon Mulai Membuat Rindang Lingkungan Sekitar Kandang
28 April 2013


NEXT TARGET Proker Masa Tanam 2014... Blajar Berkebun Pisang ???


"Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya." (al-Waaqi'ah [56]: 28-33)

..UjiCoba Pisang Lokal...




...UjiCoba Nanam Pohon Belimbing..


... Prospek Masa Depan..
..Online Trading Bisnis Pete...



... Des'14  icip-icil kiriman buah mangga dari desa..


.... Des'14 Blajar Kemandirian Pangan..
..Walau Nyawah Cuma Ukuran RSS, Yang penting Ngelmu Nyawahnya ..



......Hasil Bibit Pisang dari Trubus Des'14 @ Bandung
Kalo Udah Panen Hati Riang tidak Kepalang..


 ..Des'14, Pilot_Project Patungan_Nyawah Mulai Berbuah...




.....Ikhtiar Agar Rada Adem....

....Des'14..

...NEXT TARGET Proker Masa Tanam 2015... ???
#.. Masih Nyari Ide dan Fulus nya.. #



@2015 Ternyata Saya Terjerumus Blajar Go Green Via Hidroponik...



======================================================================


Deurbanization Lifestyle…

Kota-kota besar yang menjadi pusat bisnis dan perdagangan dunia itu terus bergeser. Dari Roma, pindah ke Damaskus, pindah ke Konstantinopel yang kemudian berganti nama menjadi Istambul, kemudian pindah lagi ke  Vinesia, pindah ke Antwerp, Pindah ke London dan kemudian New York. Awalnya perpindahan itu mengikuti pusat pergerakan barang, belakangan mengikuti pusat pergerakan uang. Kemana pusat bisnis dan perdagangan kemudian akan bergeser ?




Saat ini-pun sudah sulit untuk mengambil satu kota dunia yang menjadi pusat bisnis dan perdagangan itu. Apakah masih di New York ?, atau sudah bergeser ke Singapore , Hongkong, Beijing dlsb ?. Kini tidak ada lagi satu kota di dunia yang begitu dominan-nya menjadi pusat bisnis dan perdagangan.
Mau Siang maupun Malam.. 
Bibit Penghijauan Boleh Datang.....26 April'13

Orang tidak lagi harus mengikuti pusat pergerakan barang ataupun pusat pergerakan uang. Teknologi informasi telah memungkinkan orang bisa tinggal dan hidup di mana dia mau, tanpa harus kehilangan jejak terhadap pergerakan barang dan pergerakan uang yaitu usaha dan perdagangan yang dia kendalikan.

Kering..... saat musim kemarau

Di luar dugaan kita semua, ternyata banyak eksekutuf dunia yang justru berkeinginan dan mulai tinggal dan mengendalikan usahanya dari negara-negara yang selama ini tidak terbayangkan oleh kita seperti Vietnam, Czech Republic, Bulgaria, Slovenia, Costa Rica, Tunisia dan Uruguay.

Ibukota Uruguay yaitu Montevideo misalnya, kini meiliki daya tarik tersendiri bagi eksekutif dunia untuk berkantor karena perbedaan waktu dengan New York yang hanya 1 atau 2 jam (tergantung daylight saving), dan perbedaan waktu dengan London hanya 3 atau 4 jam.

Orang yang berkantor di Montevideo bisa  dengan mudah menyesuaikan irama kerjanya dengan pusat – pusat bisnis di Amerika atau Eropa. Selain faktor perbedaan waktu, daya tarik kota atau negara yang menjadi tujuan tempat tinggal dan bekerja baru adalah karena faktor Human Development Index (HDI), infrastruktur, perpajakan, perijinan dan berbagai peraturan yang memudahkan.

Berpindah dari pusat-pusat bisnis dunia menuju tempat-tempat tinggal dan bekerja yang lebih disukai ini kini menjadi lifestyle baru yang eksotis yang sering menjadi impian banyak pekerja. Dalam tataran lokal, sebenarnya kita juga bisa membangun lifestyle seperti ini sambil mengatasi berbagi persoalan kota besar yang tidak kunjung bisa diselesaikan.

Apa enaknya sih misalnya bekerja di Jakarta dengan membuang 3 sampai 4 jam setiap hari di jalan, dengan biaya hidup yang mahal, banjir dan kemacetan belum nampak bisa diatasi, keamanan yang tidak terjamin, pencemaran udara dan airnya konon membuat begitu banyak anak terlahir autis ?

Tetapi Jakarta tetap menjadi tujuan utama anak-anak muda dari seluruh negeri yang telah menyelesaikan pendidikannya, Jakarta menjadi tumpuan harapan ketika di kampung tidak ada tempat kerja yang bergengsi. Disinilah masalahnya, orang mementingkan gengsi, citra atau gaya hidup metropolitan – meskipun hidup di metropolitannya sengsara.
Karena salah satu faktor pendorong urbanisasi itu adalah lifestyle metropolitan yang dipamerkan melalui acara-acara televisi, dan juga para pekerja ibukota yang tampil parlente ketika pulang kampung di musim lebaran – maka lifestyle ini mestinya bisa dilawan pula dengan lifestyle.
... Ngangon by remote @DuniaMaya...
 

Kaum pekerja kelas menengah sampai atas misalnya bisa menjadi pelopor gerakan yang saya sebut Deurbanization Lifestyle ini. Anda yang sudah mapan di Jakarta misalnya, kemungkinan Anda punya imaginasi untuk kerja dari kampung halaman Anda masing-masing, atau kerja dari kota yang memiliki kenangan tersendiri bagi Anda – kota tempat Anda bertemu pertama kali dengan calon ibunya anak-anak misalnya.

 Di posisi Anda saat ini, semua itu mestinya kini menjadi mungkin. Dengan bantuan teknologi, Anda tidak harus bertemu dengan mitra bisnis atau mitra kerja Anda setiap saat. Bila toh dibutuhkan sekali waktu Anda dengan mudah bisa terbang satu dua jam ke Jakarta.

Bila orang-orang makmur seperti Anda pulang kampung, multiplier effect-nya insyaAllah akan sangat berarti. Pertama dengan income Jakarta yang Anda belanjakan di kota atau kampung halaman akan berdampak besar pada ekonomi masyarakat setempat.

Kedua, dengan pengetahuan dan pengalaman Anda – Anda bisa menjadi katalisator  pembangunan ekonomi di daerah-daerah. Dan ketiga, bila hal ini dilakukan rame-rame menjadi lifestyle baru yang diidamkan oleh para pekerja – maka perkembangan ekonomi Indonesia akan terdorong untuk menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Area Proyek KALPATARU.... biar ntar jadi  hijau saat GoogleEarth Lewat.. 

Lantas bagaimana memulainya ? beberapa jenis pekerjaan lebih memungkinkan dari yang lain. Tingkat manager ke atas yang umumnya bekerja berdasarkan target KPI (Key Performace Indicators) tertentu  akan lebih mudah untuk mulainya, karena kinerja mereka bukan berdasarkan kehadiran fisik tetapi berdasarkan hasil.



 Progress De'Urbanization LIfeStyle Jan 2014

Pekerjaan-pekerjaan seperti programmer, penulis (seperti yang saya lakukan !), accountant, data processing, back office administration dlsb. yang tidak secara langsung berhubungan dengan customer-nya day to day, juga lebih memungkinkan untuk membangun Deurbanization Lifestyle ini.

Selain faktor pekerjaan individu, pemerintah-pemerintah daerah di era otonomi daerah ini juga bisa menarik para putra daerah sukses untuk balik ke daerah dan ikut berperan memajukan daerahnya. Pemerintah setempat bisa memberi insentif daya tarik tertentu seperti mempermudah urusan perpajakan dan perijinan, perbaikan infrastruktur dlsb.







.... Progress Revitalisasi Lahan Tidur dgn JatiJBS nya Group Minyak ....
 

@Okt 2015..Masih Gersang...
...Apa Yang Salah Ama Lahan ini ??
Ataukah Visi GoGreen nya yang kurang Tocker..
#..Alias Kurang Fulus nya..#


...Lokasi Pemberdayaan Baru di Desa Sebelah..
#Patungan_Nyawah#


...Apa Yang Kita Pikirkan Dengan Spot ini ..
# Manajement Omprengan dalam PatunganNyaeah Yang di kelola secara One MAn Show Oleh Warga Desa nya..#







Hasil Semester ke-2 Blajar Go Green di Atap Rumah
..Jan-Aug 2015..


Wacana memindahkan ibukota yang sudah mulai dibicarakan sejak era Presiden Soekarno, entah kapan akan bener-bener bisa direalisir. Sementara itu ibukota kini sudah tidak lagi nyaman untuk tempat bekerja apalagi untuk tempat tinggal - lantas mengapa tidak sebagian kita mengejar mimpi kita untuk hidup, bekerja dan tinggal di kota-kota yang eksotis bagi diri kita masing-masing ? Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar