" Makanan, energi dan air atau disingkat FEW (Food, Energy and Water) adalah tiga kebutuhan dasar manusia yang semakin langka ketersediaannya. Disisi lain sarana untuk membelinya yaitu uang Anda, juga barang langka yang tidak mudah Anda peroleh. Bila keduanya (FEW dan Uang Anda) dibiarkan terpisah seperti selama ini, maka kebutuhan manusia yang langka itu akan semakin langka... @KKP_Geraidinar".
Bagaimana kita selalu bisa meng-CREATE ZONA TIDAK NYAMAN, ternyata menjadi sesuatu yang penting, agar kita bisa bergerak terus menerus "nyoba ini nyoba itu" kesana kemari...disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.. agar bisa senantiasa HIT & RUN dalam berkarya..
1 Orang Penakut + 1 Orang Penakut = 2 Orang Pemberani..
Bulan September 2012 ini, genap 1,5 thn lebih saya berperan jadi COLUMBUS di desa Babakan Asem.. menemukan HARTA TERPENDAM atas potensi saudara-saudara kita di Desa, dibawah komando Bpk Kosim Ahmadi SP, yang ternyata bisa "menciptakan sesuatu" dengan TAGLINE SaKaDo_Academy @PeternakanSaKaDo.
Tentu keberhasilan orang semacam pa Kosim ini bukanlah ujug-ujug muncul.... namun ibarat atlet olahraga, latihan dan tempaan dari perjalanan hidupnya lah yang bisa menjadikan terwujudnya PeternakanSaKaDo menjadi "sesuatu"...
Terlebih lagi dengan mimpi-mimpi di kepala untuk segera "PINDAH QUADRAN" dengan proyek pemberdayaan warga di bidang "PERTANIAN TERPADU", mumpung bentar lagi musim hujan menjelang.. konsep-konsep sawah organik, tumpang sari kebun jabon, penanaman rumput gajah, ujicoba Alfafa dll harus mulai disentuh-sentuh lagi agar ide nya ga keburu hanyut kebawa air hujan..
" www.investasijabon.com : . Mari bergabung bersama kami dengan modal investasi hanya Rp.140.000,-/pohon dan dalam 7 tahun nilai investasi anda akan menjadi Rp.2.000.000,-/pohon... "
Cermati dengan Seksama... apakah dengan asumsi perhitungan itu kita menajdi pemilik lahan ataukah cuma numpang ngebon di tanah orang ???
Ada juga sebenarnya perusahaan investasi paket menanam pohon tersebut menawarkan kepemilikian atas lahan tempat menanam pohon tersebut.. kasarnya jualan tanah yang baru di tanamin bibit pohon... kalo model pertama ini jadi ingat kasus tanah-tanah yang di jonggol.. dimana jaman pa Harto dulu sempat booming di incar orang... namun belakangan timbul tenggelam ga kedengaran lagi beritanya.. alias harus super hati-hari dalam hal legalitas tanah maupun resiko suatu saat ditinggalkan pengelola kebun yang kita beli.
"... KKP adalah kependekan dari Kepemilikan Kebuh Produktif, upaya bersama untuk mengambil alih/membeli kebun-kebun yang belum dimakmurkan pemilik sebelumnya – dan menjadikannya kebun-kebun yang makmur...
".. Intinya Anda membeli kebun dimana yang Anda sukai dari pilihan klaster-klaster perkebunan yang nantinya kami tawarkan. Kebunnya adalah hak milik Anda (Sertifikat Hak Milik), tanaman diatasnya adalah pilihan Anda dari pilihan-pilihan yang kami rekomendasikan, pengelolaannya sampai pemasaran hasilnya bisa Anda sendiri atau diserahkan ke kami atau kombinasi keduanya, dan hasilnya kita atur pembagiannya dalam akad syirkah yang adil bagi keduanya".
Mengapa skema-skema berkebun tersebut harus saya temu kenali? Sama saja intinya.. dibalik hitungan angka yang menggiurkan tersebut terselip satu asumsi CETERIS PARIBUS.. alias jikalau semua berjalan dengan menyenangkan, alias dalam dunia nyata tentu tidak seindah aslinya hitungan-hitungan di atas kertas tersebut.....inilah resiko berkebun yang harus kita waspadi bersama..
Minimal dengan mendalami skema-skema investasi bercocok tanam jaman kiwati tersebut, saya bisa punya GrandDesign mana model yang sebaiknya saya bawa ke desa, yang bisa mendatangkan manfaat yang adil kepada semua pihak.... dan tentu saja ujung-ujungnya kembali kata-kata bijak dosen imajiner bergaung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar