Jumat, 18 Juli 2014

Jatuh Bangun Menegakkan Benang Basah dalam Membangun Desa via Blajar WiraUSaha Ternak di SaKaDo_Academy....



Blajar WiraUsaha Ternak itu Ternyata Tidak Semudah Menegakkan Benang Basah,  padahal Menegakkan Benang Basah saja sulit nya bukan main.... Jadi silahkan ditafsirkan sendiri bagaimana jumpalitan dan jatuh bangunnya orang-orang yang terjun di dunia ternak ini.. Bukan Hanya Harta.. tapi Nyawa pula yang jadi taruhannya....

Yupp... Nyawa si ternak yang kita piara itulah yang akan menentukan apakah kita masih punya sumangat atau menyerah di dunia ternak... benar juga kata orang, jika sudah lulus bisnis yang urusannya berbau mahluk hidup... bisnis barang tidak bernyawa harusnya bisa lebih lancar karena mental kita sudah lebih terlatih ujinyali nya..  #Teorinya sih katanya gituh#

===================================================

1. kambing yang dipelihara tidak sesuai/gagal menyesuaikan diri dengan suhu/cuaca di tempat baru; Misalnya, PE lebih cocok berkembang biak di daerah dingin/pegunungan daripada daerah panas;
2. kambing di tempat baru gagal beradaptasi dengan pakan;
3. pekerja keluar satu per satu; Ini terjadi jika sang owner/majikan tidak memiliki manajemen yang bagus dalam mengelolah karyawan/bawahan; Owner hubungannya kurang baik dengan karyawan atau kesejahteraan karyawan kurang diperhatikan.
4. persoalan community issue. Owner kurang memiliki hubungan yang baik dengan tetangga sekitar kandang;
5. persoalan lahan  jika pengelolah peternakan ternyata bukan pemilik asli dari tanah tersebut. Bisa jadi si pengelolah sewa atau join kerjasama dengan owner tanah.

===================================================

Mungkin ada pembaca yg terkesima kalo melihat ternak di video blog ini dianggap milik saya,...atau dianggap miliknya pa Kosim.. Padahal seperti yg pernah saya tulis di versi-versi terdahulu..bahwa spirit belajar berkandang di SaKaDo_Academy ini adalah keroyokan.. alias yg modalin nya juga keroyokan.. jadi semua mahluk hidup yang ada di desa pun statusnya milik keroyokan dgn segala plus minus permasalahnnya..

Apakah saat ini masih relevan sistem keroyokan tersebut? hmm agak susah menjawabnya... tapi yang jelas memang perlu di EVALUASI ulang.. karena makin banyak kepala, tentu makin banyak keinginan.. tapi kalo dilihat dari besarnya resiko yang ada di dunia ternak, mau tidak mau konsep gotong royong tersebut memang harus hadir... seperti konsep idenya LambBank nya geraidinar...

Konsep LambBank tersebut kaya-kaya sih memang menarik juga untuk bisa diterapkan di desa binaan kita ini.. kandang sudah ada.. lahan buat nanam rumput tersedia.. tinggal PR besarnya adalah masalah Operasional alias masalah manajemen perkandangan.. entah terkait faktor SDM para warga desa yg memelihara nya .. maupun daya dukung lainnya terkait modal kerja.. 



Domba Yang Di Parokan ke Warga Desa..
#Outsourcing dalam beternak biar  dompet lebih hemat#


Adapun Kondisi saat ini yang berjalan... konsep beternaknya masih sebatas asal ada ternak.. asal warga yang tadinya nganggur jadi punya kegiatan miara angon-angon... jadi baru sebatas agar warga punya harapan kalo anakan sudah besar bisa dijual... alias masih "primitive" cara beternak nya.... belum di kelola dengan tata cara manajemen perkandangan yang ideal.. yang di support oleh peralatan dan keahlian ternak yang mumpuni..  Maklumlah, ada uang ada barang, alias "Nothing free under the sun" sehingga untuk menghemat biaya operasional kandang, saya lebih memilih cara tradisional alias di parokan dengan warga pemelihara... kalo beranak pinak alhamdulilah.. kalo pada mati yaaa belum rejeki... 

Bukannya tidak mau belajar dengan daya dukung sarana dan prasarana berkandang yg komplit.. cuma ya itu tadi.. UUD alias Ujung Ujungnya butuh Duit..    selama duit saya tidak bisa mensupport tingkat standar berkandang yg tinggi.. terpaksa harus selalu pakai jurus "tiada rotan akar pun jadi"...  yang penting walau semangat tinggal setipis rambut dibelah tujuh, . semangat belajar ternak nya harus tetap ada.. minimal dengan cita-cita biar tiap tahun kalo qurban ga usah keluar duit lagi... #itulah KPI minimal berkandang nya#

Belum lagi kalo melihat pengalaman berkandang sapi, yang biasanya bermasalah saat kita harus menjual di musim qurban.. sehingga para inisiator yg dulu keroyokan membangun kandang tidak ada yg mau ngisi lagi karena pada trauma.. mau ga mau pertolongan orang yg masih mau ngasih modal harus kita syukuri.. karena warga desa jadi ada harapan beternak lagi.. tinggal tugas saya bantuin untuk woro wiri nyari pihak-pihak yang butuh sapi qurban nya saja... karena bukan hanya peternak yang jatuh bangun.. tapi kadang yang jadi panitia qurban juga ikutan jatuh bangun tertipu vendor nya dll...

Di titik moment qurban inilah harapan besar tetap harus dijaga.agar smangat blajar Wirausaha ternak saya jangan sampai mati.. siapa tahu bisa jadi amal ibadah.. karena kita bisa bikin orang tenang milih-milih sapi qurbannya sampai disembelih nanti..


..Stok Sapi Buat Qurban 2014 Bantuan Calon Juragan Kapulaga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar