Kamis, 16 Juni 2011

VISI KAMPUNG TERNAK.... saat ber MIMPI ...sambil TERUS BERLARI...

Mimpi …

Dengan mimpilah dunia menjadi lebih hidup. Mimpi yang diwujudkan dalam bentuk harapan dan cita-cita yang jelas, akan membuat hasil yang mencengangkan. Mimpi, Harapan dan Cita-cita adalah energi kehidupan,. Jangan hidup kalo tidak punya mimpi.. demikian kata orang..

Mimpi tentu saja berkaitan erat dengan kemampuan daya khayal… yang jadi masalah adalah apakah daya khayal kita didukung oleh seperangkat sistem untuk mewujudkannya? Apakah daya khayal kita didukung oleh suatu ilmu dan memungkinkan kita mewujudkannya. Buku, pengalaman orang maupun pribadi, dan semua informasi yang kita dapatkan adalah sistem pendukung untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Jika ternyata kita tidak memiliki sistim pendukung tersebut, carilah ke ujung dunia.. pelajari dan copas semua langkahnya... Insya Allah tahapan awal merealisasikan mimpi bisa terlaksana...
Mimpi membuat KAMPUNG TERNAK tentu bukan sembarang mimpi… dengan memahami struktur perkampungan yang di mulai dari level RT-Dusun-RW, maka konsep kampung ternak akan lebih mudah di realisasikan. Upgrade lah kandang-kandang yang saat ini dimiliki warga dengan isi ternak yang potensial. Proyek-proyek pemekaran kandang dengan konsep Paroan kolektif di tiap RW akan menjadi cikal bakal terwujudnya suatu kampung ternak.

Grand Design suatu Kampung Ternak tentu mempunyai Nilai stategis pula dari sisi agamis,ekonomis sampai urusan politis.  Struktur Ranting sampai level Dpra organisasi ekonomi suatu saat akan mudah di transformasikan jika urusan perut sudah bisa terjamin dari hasil kandang, begitu pula nilai-nilai positif kemasyarakatan akan mudah terkoordinir jika kita mempunyai suatu persamaan gerak dan langkah dalam suatu gerakan kampung ternak.

Jadi.. jangan pernah berhenti untuk melangkah…bahkan kendaraan sudah disiapkan di depan kandang...  doronglah MOBIL CARRY ini dengan FERRARI.. maka TRANSFORMASI RADIKAL kandang sentral akan menghenyakkan banyak orang...

Jangan lupa juga...  generasi penerus disiapkan dari sekarang juga untuk menerima tongkat estafet proyek mengejar mimpi . Kalo orang punya gerakan sejuta pohon . bermimpilah kita untuk memujudkan gerakan seribu kandang... namanya juga mimpi.. suka suka kitalah...
yang jelas generasi penerus mimpi harus kita siapkan mulai saat ini sambil tak henti-henti bernyanyi lagunya mbak D'Yul  ini......


TERUS BERLARI

KULIHAT SEMUA ORANG, PERGI MEMBURU BAYANG-BAYANG
AKU LIHAT DIRIKU, TERKURUNG DIBATAS WAKTU
DAN KULIHAT DIBATAS DUNIA, SUKMAKU DALAM GELISAH
KUKATAKAN PADA DIRI, INIKAH KUHADAPI.

KU AKAN TERUS BERLARI, WALAU ANGANKU TAK PASTI
KUCAPAI KAWAN HIDUP DALAM USIAKU INI..
KUHARUS TETAP BERLARI, KU IKUTI MATAHARI
SMANGAT HIDUPKU TAK KAN PERNAH MATI..

JALAN PANJANG YANG KULALUI. PENUH DUSTA DAN PENUH DURI
TAPI DAKU TAKKAN SEMBUNYI , WALAU HANCUR KAN KUNIKMATI
KARNA HIDUP BEGINI INDAH, SGALA DUKA KU TAK MENYERAH
WALAU JATUH DAN JATUH LAGI, DAKU TAK AKAN PEDULI


AKU KAN TERUS BERLARI,
KUIKUTI MATAHARI
ANGAN DAN HARAPANKU LUAS MEMBENTANG TINGGI.
DAN AKU TETAP BERLARI,
WALAU ANGANKU TAK PASTI
SMANGAT HIDUPKU TAKKAN PERNAH MATI.

TRANFORMASI RADIKAL KANDANG SENTRAL



Tidak ada yang abad kecuali Perubahan, begitu orang bilang. Tidak terkecuali dalam urusan perkandangan. Rencana Perubahan yang dituangkan dalam ROADMAP arah kandang ternyata harus dilakukan secara radikal dengan berbagai pertimbangan.
Tentu saja aspek OTORITER sesuai saran “Bos Gembul 2 “ harus mulai bisa diterapkan. Percapaian jumlah ternak yang luar biasa sebanyak 52 ekor, tentu tidak bisa disikapi dengan stategi dan speed yang biasa… 
oleh sebab itu cara radikal dalam mentransformasikan kandang harus benar-benar dapat dipahami oleh segenap shareholder kandang.
Dalam proses Radikal ini, sikap WAIT en SEE tidak dapat di tolerir mengingat di tahap rintisan inilah masing-masing investor akan dilakukan seleksi alami mana yang benar-benar ingin menjadi peternak andal dan mana yang memilih sekedar berinvestasi saja.

TERIKAT dan TERLIBAT, merupakan kata kunci dalam proses tranformasi ini. TERIKAT dalam saweran kandang, dan TERLIBAT aktif dalam mendanai percepatan pengadaan infrastruktur perkandangan agar di tahap 2 kita dapat berlari full speed.. tidak mencoba-coba lagi.
MOMENTUN di tahap perintisan  ini harus benar-benar dimaksimalkan dengan menggunakan metode belajar SUPER INTENSIF ala PRIMAGAMA or SSC agar pekerja kandang dapat mengetahui formula yg cepat dalam proses menggemukan badan  sapi. Sehingga tidak ada kata coba-coba saat menginjak tahap penggemukan ke 2 kelak.

Rabu, 15 Juni 2011

Pelajaran Bisnis dari si Gembul......


Hari sabtu-minggu yang lalu (11-12/6), adalah hari yang cukup melelahkan dengan jadwal padat yang penuh ketidakpastian. Perubahan-perubahan di lapangan ternyata banyak membuat jadwal rencana kegiatan berantakan. Beruntunglah agenda utama menerima kunjungan  “si bos gembul 2” teman angkatan yg sudah mencapai kedudukan tertinggi dalam struktur manajemen di suatu perusahaan untuk  studi banding tentang persapian bisa terlaksana dengan lancar.

Setelah janjian di Hotel Luxton DAGO tempat si bos menginap, malam itu juga langsung melakukan bisnis trip ke arah TOL CILEUNYI dengan tujuan mengunjungi pa Haji, sang Bandar sapi dimana kami biasa mengambil bakalan sapi  untuk kandang sentral, sekalian silaturahim untuk pertama kali dengan pa haji.

Banyak kisah dan cerita dari pa haji yang sudah sejak 1975 melakukan aktivitas jual beli sapi membuat kami terkesan… dari mulai jualan dengan cara menggiring ternak via darat sehari semalam, sampai dengan menggunakan armanda di jaman sekarang... beliau sangat bersahaja, terbuka.. tidak ada satupun kisah pahit maupun sukses yang beliau tutupi. Setiap pertanyaan beliau jelaskan dengan gampang tentang masalah sapi, khususnya tentang resiko transportasi sapi jarak jauh.
Selama perjalanan ke kandang pa haji Bandar, banyak masukan dari teman sang executive bagaimana seharusnya mengelola kandang. Mulai dari wadah usaha yang sebaiknya dipilih, bagaimana mencari kredit untuk ekspansi sampai dengan asuransi sapi yang jujur saja baru saya dengar…

Kata kuncinya.. jangan terjebak dengan misi pemberdayaan sehingga wadah usaha yang kita pilih malah bakal merepotkan. Apapun bentuk wadah usaha, pemberdayaan bisa jalan… 

Bisnis is bisnis, tidak ada demokrasi dalam berbisnis.. harus otoriter karena terkait dengan pergerakan waktu, jadi segera say goodbye terhadap metoda pemungutan suara karena hanya membuang energi percuma... begitulah saran-saran yang beliau berikan..

Jumat, 10 Juni 2011

Setelah di kandang ada 52 Ekor Sapi.. What's Next......????

Ditengah hingar bingar larangan ekspor sapi dari pemerintah australia yang menyiratkan harapan positif atas prospek harga jual 3-6 bulan kedepan, ada yang harus direnungi kembali atas pencapaian spektakuler mengumpulkan 52 ekor sapi dari 25 investor kemitraan ini.. yaitu membuka kembali BLUEPRINT dari para leluhur ternak sapi alias sharing dari para senior sapi...



Dulu.. sebelum memutuskan untuk membuat kandang kambing/domba di cileunyi, hampir tiap malam saya bulak balik mencermati kata demi kata dari tulisan Tony_Sapi di blog nya... berupaya memahami setiap kalimat yang beliau tuangkan dari pengalaman dalam paroan sapi...


Ibarat prajurit yang masih baru melakukan tahapan pengenalan medan, mau tidak mau.. BLUEPRINT sang maestro sapi tsb harus kembali disimak... ditelaah... untuk diaplikasikan terhadap 52 ekor sapi titipan para investor program pemberdayaan ternak rakyat ini.....

 mari kita baca bersama-sama...........

KEGAGALAN PARA PETERNAK SEKALA KECIL DAN MENENGAH
DAN
SALAH SATU CARA MENYIASATINYA
Ahir-ahir ini banyak anak bangsa yang berminat menjadi peternak SApi KAmbing dan Domba (disingkat SAKADO). Mereka datang dari  bermacam lapisan  masysrakat. Secara umum mereka ahirnya terbagi kedalam dua golongan; Pertama adalah mereka yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan peternakan; mereka lebih banyak mengetahui seluk beluk peternakan. Kedua adalah mereka yang datang dari kota besar; mereka ini mengetahui sedikit atau tidak tahu sama sekali seluk beluk peternakan. Namun kedua golongan tersebut mempunyai latar belakang yang sangat sama yaitu mempunyai  mimpi menjadi peternak.
Secara pribadi saya sangat bangga melihat makin banyak nya mereka yang tertarik di bidang peternakan ini, bukan hanya karena mereka mempunyai ketertarikan yang sama dengan saya, tetapi lebih luas lagi, sebetulnya mereka secara tidak langsung turut berusaha melestarikan salah satu tradisi bangsa yang hampir menghilang. Beternak sudah tidak lagi menjadi kebutuhan, bahkan kepemilikan hewan ternak sudah tidak lagi menjadi lambang status, justru  sebaliknya hal itu menjadi simbol keterbelakangan bagi masyarakat di kota-kota besar yang sudah “modern”. Sangatlah betul jika di kota besar yang “modern” tentunya tidak layak dan pantas lagi untuk beternak, namun jika di daerah pedesaan yang jauh dari kota besar-peternakan juga menghilang, lalu siapa nantinya yang akan menyediakan produk peternakan bagi kita semua, karena di hutan pun sudah hampir musnah hewan2 nya ( di bakarin melulu sih hutannya). 
Kenyataan yang menyedihkan adalah, kedua golongan tersebut sama-sama banyak yang mengalami kegagalan dalam usaha peternakannya. Mereka yang kehidupanya berada di lingkungan peternakan, umumnya terkunci oleh paradigma yang di warisi oleh pendahulunya, dimana paradigma tersebut untuk saat ini sudah kadaluwarsa, karena keadaan lingkungan sudah berubah. Sedangkan yang datang dari kota, mereka sudah terlebih dahulu tersilaukan dan terbius oleh gemerlapnya informasi yang mereka dapat dari artikel di buku, majalah, koran, “internet”, dan mas-media lainnya. Di akui atau tidak, dalam kenyataannya semua artikel tersebut isinya hanyalah mengenai;  Keberhasilan Usaha Peternakan; “betapa menyenangkannya menjadi peternak” atau “Keuntungan besar akan dapat diraih dengan usaha peternakan”. Nyaris tak ada yang mempermasalahkan atau membahas mengenai kegagalan peternakan. Apakah pemberitaan yang serba gemerlap itu salah, sama sekali tidak. Yang salah adalah “Ketiadaan pemberitahuan atau pemberitaan mengenai kegagalan peternakan”.
Mungkin sebagian besar masyarakat kita masih menganggap, kegagalan adalah sesuatu yang buruk, sehingga tabu untuk di bicarakan serta dibahas secara terbuka. Karena dianggap akan mencemarkan nama baik diri sendiri beserta keluarganya.  Paradigma mengenai  Nilai dan Budi  luhur tersebut, sangat kuat tertanam di  masyarakat kita, disisi lain hal ini juga berarti, membiarkan orang-orang lainnya mengalami kegagalan yang serupa. Demikian seterusnya rantai proses ini berjalan didalam kehidupan masyarakat kita, sehingga hasil ahirnya “Lebih banyak yang gagal dari pada yang berhasil”.

Data statistik  jumlah Peternak di Indonesia dari tahun 2000 s/d 2004 menyatakan:
Jumlah peternak            Th 2000 Th 2004
Sapi                                  71                    35
Kerbau                              17                    9
Babi                                  320                  227
Domba                              9                     2
Pembibitan sapi potong     6                      13

Sedangkan apa penyebab berkurangnya jumlah peternak selama kurun waktu lima tahun tsb, saya tidak pernah tahu. Ada yang mengatakan bahwa merosotnya jumlah peternak  sudah menggejala di seluruh dunia, saya sangat setuju. Walaupun kenyataannya jumlah hasil produk peternakan di dunia terus meningkat, yang dalam kata lain berarti - jumlah peternak sekala kecil dan menengah berkurang drastis, sebaliknya peternakan sekala amat sangat besar bertambah. Hal ini juga yang membuat saya lebih sangat menghargai mereka yang masih mau berminat untuk membuka usaha peternakan dengan sekala kecil dan menengah, karena mereka lebih banyak dan langsung melibatkan masyarakat kecil di pedesaan. Walaupun mungkin nantinya akan tetap terkuasai oleh peternak raksasa, seperti halnya dalam peternakan ayam dan ikan mujair. Namun paling tidak masyarakat kecil tersebut sudah terbekali modal keahlialan atau pengetahuan dasar dalam bidang peternakan, melalui usaha kecil dan menengah tersebut.


BERMIMPI DAN BERFIKIR UNTUK MENJADI PETERNAK SAKADO
Pernah saya utarakan bahwa beternak adalah usaha yang sangat tradisional, sangat sederhana. Usaha yang dilakukan pada dasarnya sekedar “merubah rumput dan  makanan ternak menjadi daging” dijaman sekarang ada sedikit peningkatan dimana “daging dirubah jadi kertas bergambar, jadi saat ini beternak berarti “merubah rumput dan makanan ternak menjadi uang”.
Simpel dan sederhana, namun tidak berarti mudah pelaksanaannya. Apakah itu berarti sulit, juga tidak, semuanya sangat bisa dilaksanakan. Ibarat naik sepeda, sangat sederhana-kaki mengayuh tangan mengendalikan arah, namun bisakah anda bersepeda tanpa melalui proses belajar dan mungkin harus  jatuh-bangun serta terluka  terlebih dahulu?. Bagi mereka yang sudah mahir naik sepeda, mereka nampak sangat nyaman bersepeda sambil bercengkerama atau sambil makan-minum bahkan sambil melamun berfikir dan bermimpi sambil merokok, dan tetap sampai ketujuan, alangkah asyiknya!!!!.  Demikian juga untuk beternak SAKADO, memerlukan suatu proses bertahap yang harus dilalui, setahap demi setahap, mulai dari MIMPI / BERFIKIR sampai mencapai tingkat kenyamanan. Karena dalam kenyataannya  usaha peternakan sebetulnya sangat menyita banyak;  waktu, pikiran,tenaga dan perasaan serta dana.  Sehingga dibutuhkan suatu periode adaptasi (terutama bagi yang belum berpengalaman beternak), untuk mencapai tingkat kenyamanan tersebut.
Proses bertahap inilah, yang sering tidak di lalui oleh banyak peternak yang pernah mengalami kegagalan. Termasuk saya sendiripun pernah dan sering mengalami kegagalan, dimana penyebabnya adalah “tidak melalui proses bertahap ini”
Sebagian besar  kegagalan yang dialami peternak baru sebetulnya sudah dimulai sejak  tahap sangat awal, yaitu tahap MIMPI / BERFIKIR JADI PETERNAK. Oleh karena itu tahap Mimpi ini perlu kita perhatikan dan pelajari dengan seksama.
Menurut para ahli mengenai “bagaimana cara manusia berpikir”, mimpi tersebut bercikal bakal dari pikiran manusia itu sendiri. Jika anda tidak bisa berpikir maka anda tidak akan mampu bermimpi, sesederhana itulah hasil riset berpuluh tahun yang dituangkan dalam buku yang sangat tebal. Sangatlah sederhana bahkan SAPI KAMBING DOMBA pun sudah lama mengetahuinya. Tak bisa berpikir berarti mati, mati berarti tak bisa mimpi. Sederhana dan benar, walaupun kebenaran itu hanyalah sebagai akibat dari ketidak-mampuan  kita sebagai manusia biasa, untuk  berkomunikasi dengan si mati tersebut, jika kita mampu  berkomunikasi dengannya belum tentu juga si mati itu tidak mampu berfikir dan bermimpi.  
Karena kita tidak pernah mengetahuinya, lalu kita menanggapnya sebagai tidak ada. Sesederhana itulah cara kita berfikir sebagai manusia. Karena tidak mengetahui kegagalan-kegagalan untuk menjadi peternak, maka kita menganggap kegagalan itu tidak ada. Sehingga saat mengalami kegagalan , hanya mampu bertanya “Apakah ini yang namanya gagal???” Anda boleh tersinggung, marah, atau heran dengan pernyataan  tersebut. Itu semuanya wajar karena anda masih berfikir bahwa, anda tidak sesederhana itu cara berfikirnya. Namun sebetulnya, mampukah atau pernahkah anda memikirkan sesuatu yang tidak ada dan tidak anda ketahui??.
Mari kita BERFIKIR bagai mana caranya menjadi PETERNAK SAKADO, agar fikiran itu menjadi MIMPI. Atau mari kita MIMPI menjadi PETERNAK SAKADO, agar mimpi itu menjadi FIKIRAN kita, sampai merasuki jiwa raga kita siang malam panas maupun dingin. Dengan mimpi dalam batasan logika,  disertai pemikiran yang fokus-kuat- dan radikal, maka energy di lingkungan sekitar kita berada niscaya akan terakumulasi dan bersinergy serta ber-synkronisasi untuk langsung menunjang pemikiran kita tersebut. Pernyataan yang terlalu hebat dan bombastis bukan?. Saya memang kurang pandai meng-ekspresikan keajadian yang maha dahsyat ini. Tapi itu adalah sesuatu yang sangat biasa, nyata dan sebetulnya sering anda alami dalam kehidupan sehari-hari, hanya anda tidak pernah menyadarinya , karena tidak pernah memikirkannya, kadang-kadang hanya menyebutnya sebagai kebetulan.
Setelah Mimpi anda untuk menjadi peternak SAKADO, anda fikirkan secara radikal, atau juga sebaliknya jika pemikiran radikal anda untuk menjadi peternak SAKADO , telah menjadi mimpi anda. Janganlah sekali-kali impian dan fikiran tersebut langsung anda realisasikan atau anda laksanakan. Karena didalam Mimpi dan Fikiran anda tersebut, masih terkandung banyak sekali kesalahan dan kelemahan2, yang tidak atau belum anda ketahui, sehingga anda tidak akan pernah mampu memikirkannya. Tidak jarang pula kesalahan dan kelemahan tersebut, merupakan hal yang tidak akan pernah bisa anda tangani dan atasi, sehingga pada ahirnya menjadi penyebab utama kegagalan mimpi anda untuk menjadi peternak SAKADO.
Belajar dari kegagalan demi kegagalan yang pernah bahkan sering saya alami, serta belajar dari banyak keberhasilan yang di raih para peternak lainnya,  saya dapat menemu kenali  penyebab kegagalan yang saya alami . Dengan mengoreksi dan mengoreksi lagi, bahkan sering harus mengulang prosesnya sejak awal, setahap demi setahap usaha peternakan tersebut mulai menunjukan adanya kemajuan. Demikian selanjutnya koreksi dan pengulangan saya lakukan terus menerus. Yang pada ahirnya memberikan pengalaman dan pelajaran sangat berharga bagi diri saya. Pelajaran yang paling utama adalah, adanya tahapan proses yang harus saya ikuti, jika proses tersebut saya lakukan pada tahap Mimpi/berfikir, maka saya tidak harus terlalu banyak mengorbankan tenaga dan fikiran serta dana yang terlalu besar.  Kemudian dengan mengikuti tahapan dalam proses tersebut , yang sangat bisa disesuaikan  dengan keadaan diri saya yang serba kekurangan ini,  pada ahirnya sebagian dari mimpi besar  saya untuk menjadi peternak SAKADO sekala kecil, sudah mulai menjadi kenyataan dan arah perkembangannya pun menjadi semakin jelas. Tahapan proses tersebut merupakan sesuatu yang hidup, sesuatu tang harus dijalankan terus menerus, selama saya menjalankan usaha peternakan. Jadi bukanlah merupakan sesuatu  yang di buat atau dilakukan sekali untuk selamanya, tahapan proses ini merupakan sesuatu yang berjalan terus secara berkesinambungan. Setelah anda terbiasa dengan tahapan proses ini, maka anda akan merasakan kenikmatan dan kesenangan yang luar biasa saat menjalankannya. Sama persis seperti nikmatnya bersepeda tersebut di atas.
Melalui artikel ini dengan tulus dan ikhlas, saya berniat berbagi pengalaman dengan anda para Peternak dan Calon Peternak, agar anda tidak harus mengalami kegagalan , jatuh-bangun dan  terluka seperti apa yang pernah saya alami. Namun jangan juga diartikan sebagai saya menggurui anda, karena artikel ini di buat berdasarkan kebodohan; kekurang pengalaman serta kekurang mampuan, serta ke ngawuran dan ke-nekatan saya belaka. Anda tidak harus mengikutinya, karena masih banyak cara yang lebih baik yang bisa anda temukan.
Kritik dan saran, cacian dan makian, akan selalu sangat saya hargai. Selamat membaca
SECARA GARIS SANGAT BESAR TAHAPAN PROSES tersebut adalah sebagai berikut:
I.      TAHAP MIMPI DAN BERFIKIR
1.   MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
2.   MENENTUKAN PILIHAN PETERNAKAN
3.   MENENTUKAN KEMAMPUAN ALAT  YANG DIMILIKI
4.   MEMPELAJARI LINGKUNGAN.
5.   EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4
II.     TAHAP PERENCANAAN 1 (PERTAMA)     
1.   MEMBUAT PERENCANAAN
2.   MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA
3.   PENGUJIAN RENCANA
4.   TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP  PERENCANAAN.
5.   EVALUASI  PELAKSANAAN RENCANA 1 DAN MENENTUKAN APA KEINGINAN ANDA MENDATANG.
III.    TAHAP PERENCANAAN 2 (KEDUA):         
A.  MEMBUAT PERENCANAAN TAHAP 2 (KEDUA), DENGAN SEKALA YANG LEBIH BESAR.
B.  MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA
C.   PENGUJIAN RENCANA
D.  TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP  PERENCANAAN.
E.  EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA 2 DAN MENENTUKAN APA KEINGINAN ANDA MENDATANG.
IV.   TAHAP PERENCANAAN BERIKUTNYA, DAN SELANJUTNYA , sangat tergantung dari pencapaian tahap sebelumnya, demikian selanjutnya siklus ini berputar berulang-ulang, sampai anda menemukan suatu keadaan optimum yang anda kehendaki, dimana anda merasa nyaman dengan pencapaian anda.      Pada keadaan itulah USAHA PETERNAKAN baru bisa di katakan mulai berjalan sesuai kemampuan anda. Namun TAHAP PERENCANAAN berikutnya terus berjalan dan terus berulang, dengan tiada hentinya, untuk selalu beradaptasi dengan keadaan lingkungan terahir dan selalu disesuaikan dengan keinginan dan tujuan yang ingin anda capai. Ingatlah perencanaan bukan merupakan sesuatu yang di buat sekali untuk selamanya, namun merupakan proses yang berjalan dan berlaku selamanya.
Model ini sangat sederhana bukan, sesuai dengan kemempuan berfikir saya yang juga sangat sederhana. Tidak ada hebat2 nya , sangat common sense, atau logis, umum, tidak istimewa, ataupun canggih, SAKADO pun tahu, hanya saya yang tidak tahu.   Adapun elaborasi untuk setiap tahapan adalah sebagai berikut:

I. TAHAP  MIMPI DAN BERFKIR:

1. MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
Sebagai mahluk hidup tentunya anda mempunyai tujuan yang ingin anda capai dalam mejalani kehidupan ini. Namun tidak jarang manusia yang menyatakan dirinya “tidak” mempunyai tujuan yang ingin dicapai, “ikut arus saja, tidak  ambisi, tidak  ngoyo”. Manusia yang seperti ini adalah manusia-manusia yang sangat jauh dari kejujuran terhadap diri sendiri, apalagi terhadap manusia lain dan lingkungannya. Bukankah “ikut arus saja”, “tidak ambisi dan tidak ngoyo” juga merupakan tujuan hidupnya. Mereka ini, pada saat tidak mampu mendapatkan apa yang mereka ingini, selalu mengeluh dan menyalahkan pihak lain, paling baik mereka menyalahkan nasib.
Banyak juga manusia yang mempunyai tujuan yang jelas, namun terlalu luas, bias dan tidak jelas, sehingga tak mungkin di capai. Ibarat menyatakan “tujuan saya ke Barat”, sehingga lewat mana;  kemana; kapan; bagaimana untuk mencapai tujuan itu, dia tidak pernah tahu. Kalau manusia ini sangat teguh dan gigih dalam mencapai  tujuannya tersebut, sangat diyakini – dia akan berahir di Timur, setelah mengelilingi bola dunia tentunya.
Pasti anda bukanlah kedua jenis manusia tersebut diatas, - itu saya sangat yakini,  karena dengan membaca artikel ini sampai di sini , itu menandakan anda adalah manusia yang mempunyai tujuan yang jelas dan realistis.
Untuk itu silahkan tulis apa yang ingin anda capai dalam kehidupan anda, banyakpun tidak menjadi masalah untuk tahap ini. Setelah anda tulis, lalu anda fikir berulang kali secara radikal. Maka dengan sendirinya keinginan-keinginan anda tersebut akan terseleksi dengan sendirinya, hanya keinginan yang ternominasi yang akan tertinggal. Walaupun masih lebih dari satu , juga tidak menjadi masalah, karena pada tahap berikutnya akan terseleksi dengan sendirinya. Uang sebaiknya jangan dijadikan sebagai tujuan, karena uang hanyalah merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan anda. Sebagai acuan untuk menentukan tujuan hidup, “kata orang-orang pintar” gunakan acuan sebagai berikut “ Simpel & Spesifik,Terukur, Dapat di capai,Masuk akal, Waktunya bisa terjadwal.
Contoh.1.1 : Salah satu tujuan hidup yang ingin saya capai, “dalam waktu lima tahun, mempunyai usaha dan kegiatan, yang menyenangkan (jauh dari kebisingan kota besar), menguntungkan serta  dapat membantu orang lain yang membutuhkannya, tanpa mengganggu hasil dari mata pencaharian rutin saat ini.”
Jangan bertujuan menjadi orang yg mempunyai  sapi terbanyak di dunia, tapi terbanyak di lingkungan keluarga dulu, setelah tercapai  kemudian meningkat  terbanyak di kampung dan selanjutnya sampai terbanyak di dunia.  

2. MENENTUKAN PILIHAN PETERNAKAN
Pada tahap ini anda harus  menentukan apakah menjadi peternak dapat menunjang pencapaian tujuan hidup  yang ingin anda capai.  Mungkin tujuan anda adalah  ingin mempunyai kegiatan lain yang menyenangkan tapi produktif. Atau ingin mendapat tambahan pendapatan untuk biaya kenakalan, misalnya selingkuh. Atau mungkin anda ingin membantu manusia lain yang mebutuhkan bantuan, tanpa mengurangi pendapatan rutin yang telah anda punyai. Dalaisegai (dan lain sebagainya)
Apabila ternyata menjadi peternak tidak bisa menunjang tujuan di tahap 1, berarti anda harus mencari bidang lain yang lebih sesuai, jangan sekali-kali memaksakan diri. Karena dengan memaksakan diri berdasarkan alasan apapun, sebetulnya anda sudah memulai kegagalan anda.
Jika menjadi peternak dapat menunjang pencapaian tujuan hidup anda, maka anda harus berfikir lebih jauh lagi, untuk memilih jenis ternaknya. Sapi, Kambing, Domba, atau bahkan mungkin Ayam atau Cacing  atau Jangkrik. Memang sangat sulit untuk menentukan pilihan ditahap ini. Apapun jenis ternak yang akan anda pilih, akan bisa salah. Untuk itu janganlah terlalu terburu-buru memilih jenis ternaknya, jangan mudah terpengaruh bujukan atau rayuan; jangan juga  sekedar ikut-ikutan. Ikutilah seluruh proses tahapan ini , sebelum memilih jenis ternaknya.  
Contoh 1.2 : Usaha peternakan dapat mendekatkan diri saya kembali ke alam pedesaan, dan saya bisa mendayagunakan masyarakat  pedesaan tersebut, untuk melakukan usaha peternakan bersama yang saling menguntungkan. Jenis ternak nya saya belum bisa menentukan di tahap ini, masih banyak yang harus saya pertimbangkan melalui tahapan berikutnya.

3. MENENTUKAN KEMAMPUAN ALAT  YANG DIMILIKI
Ada tiga alat utama yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha peternakan, ketiga alat tersebut adalah : Dua alat utama yang selalu dimiliki manusia pada umumnya yaitu Kemampuan Berfikir, dan Kemampuan Bergerak. Dengan kedua kemampuan utama yang dimiliki tersebut, sudah banyak sekali karya  yang dapat di hasilkan oleh manusia, termasuk oleh anda. Alat yang ketiga adalah kertas bergambar yang disebut dengan Uang.
Pada tahap ini anda harus menentukan berapa banyak dan  berapa lama, anda ingin menggunakan kapasitas ketiga  alat utama tersebut. Kemudian mampukah pengerahan ketiga alat tersebut, menunjang pencapaian tujuan  point 1 dan 2.
Jika ketiga alat utama tersebut belum anda miliki atau belum bisa anda gunakan, jangan memaksakan diri untuk menjalankan usaha peternakan yang anda inginkan. Lebih baik pergunakan untuk usaha yang lainnya, kelak jika sudah memadai barulah di alokasikan untuk usaha beternak sesuai dengan keinginan anda. Apabila anda terlalu terburu-buru dan memaksakan diri, maka hasilnya adalah kegagalan.
Contohnya1.3 : Tenaga dan pikiran saya tersedia 100% untuk usaha peternakan KADO, namun saya belum punya cukup uang untuk membeli lahan utk kandang beserta KADO nya.Untuk itu saya bisa berhutang ke Bank, saya juga bisa bekerja giat terlebih dahulu, dengan menggunakan kedua alat utama saya sebagai manusia, yaitu Otak & Tenaga, guna mendapatkan alat ketiga yang disebut Uang tersebut. Untuk itu maka saya harus menjual tenaga terlebih dahulu untuk mendapatkan Uang. Kalau ternyata tidak atau belum mencukupi uangnya, ya jangan di mulai usaha peternakannya, tunda sementara. 
Jika ketiga alat utama tersebut, telah anda miliki dalam jumlah yang memadai ataupun berlebih, jangan terlalu ingin segera menjalankan usaha peternakan tersebut, ikutilah seluruh proses tahapan ini, sebelum anda memulainya. Karena ketiga alat utama tersebut, hanyalah berupa alat yang kita miliki, yang sangat mencukupi untuk memulai membuka peternakan apapun yang anda inginkan. Namun di sisi lain,  masih ada masalah lainnya yang belum anda ketahui,  dan sangat berpotensi untuk menggagalkan usaha peternakan yang terlalu dini anda mulai tersebut. Ketiga alat utama yg anda miliki belum tentu mampu mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu maka ikutilah seluruh tahapan proses ini  terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mulai membuka usaha peternakan.
Contoh 1.3.1: Pikiran dan tenaga serta Uang yang saya miliki  sangat mencukupi untuk membuka peternakan Sapi di suatu lembah yang indah serta sangat saya sukai dan mampu saya beli (dan disitu banyak nona cantiknya ).Pada saat musim kemarau ternyata lokasi tersebut sangat kesulitan air, apalagi rumput2an, dan dimusim penghujan lokasi tersebut ternyata terendam banjir sedalam 1 meter berturut turut selama 4 bulan.Rerumputan dan air hanya tersedia selama 4 bulan setelah banjir. Tiada lain yang saya dapatkan selain kegagalan total termasuk nona cantiknya.

4. MEMPELAJARI LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu hal yang sering terlupakan oleh para peternak. Lingkungan yang saya maksud disini adalah “seluruh lingkungan mulai dari lingkungan dimana anda berada saat ini, dimana peternakan itu berada sampai dengan lingkungan global yang tidak nampak mata” .
a. Lingkungan manusia terdekat.
Di mulai dari lingkungan terdekat anda, yaitu istri/suami-anak/orang tua-kakak/adik, kakek /nenek, bibi/emang  serta keluarga terdekat lainnya, sangat perlu untuk dilibatkan dalam proses ini.
Lakukanlah penentuan “tujuan hidup yang ingin anda capai”, “pilihan peternakan”, “penggunaan alat yang anda miliki”  bersama-sama keluarga terdekat anda. Lihat - rasakan dan fahami , pendapat dan keinginan mereka. Apapun hasil ahir dari proses tersebut, satu hal yang pasti akan anda dapatkan adalah, rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki saling memahami yang lebih kental , diantara keluarga terdekat anda. Pada umumnya anggauta keluarga terdekat anda akan menunjang mimpi anda, dan secara bersama-sama mereka akan menyesuaikan kemampuan  masing2 agar bisa bersama-sama menunjang tujuan hidup. Namun tidak jarang, keluarga anda tidak menyetujui dan melarang anda untuk melakukan usaha peternakan dalam mencapai tujuan hidup anda. Perhatikan larangan tersebut dan fahamilah alasan2 dibalik ketidak setujuan mereka, jangan terlalu cepat untuk memaksakan kehendak. Dengan memahami alasan pelarangan atau ketidak setujuan mereka, maka anda akan lebih mudah untuk mengukur dan memahami keadaan diri anda yang sebenarnya (bukan seperti apa menurut anda). Dengan demikian anda akan lebih mudah  untuk menemukan cara dan jalan keluarnya, sehingga keinginan dan mimpi anda untuk jadi peternak bisa lebih di terima bahkan di dukung oleh keluarga terdekat anda. Namun jika  anda masih tetap belum bisa menemukan jalankeluarnya  serta tetap tidak mampu  meyakinkan mereka, maka tundalah mimpi anda untuk menjadi peternak, karena kalau anda paksakan, anda hanyalah memulai kegagalan anda semata. Ingatlah ketidak setujuan dari lingkungan keluarga terdekat, pada umumnya justru di dasari rasa kasih sayang yang tulus dan jujur terhadap diri anda.
Contoh 1.4 : Saat saya ajak keluarga terdekat berdiskusi dan menentukan tujuan hidup yang ingin saya capai, awalnya mereka sangat merasa janggal dan heran. Namun saat saya sampaikan bahwa, mereka perlu mengetahui tujuan hidup saya, agar mereka bisa memonitor, mengontrol dan mengoreksi perilaku  saya jika ada yang  menyimpang jauh dari tujuan hidup saya. Saat itu pula saya mulai  merasakan adanya dorongan bimbingan bantuan yang sangat luar biasa dari mereka. Ada juga anggauta keluarga terdekat yang melarang dan  sangat tidak setuju dengan keinginan saya untuk jadi peternak, dengan alasan; saya tidak mengerti masalah peternakan dan kehewanan; latar belakang pendidikan dan kehidupan saya bukan dibidang peternakan walaupun mempunyai sedikit pengalaman di bidang peternakan sekala sangat keci yang selalu gagal; serta  saya tinggal di tempat yang sangat jauh dari lokasi peternakan yang saya inginkan (bukan yang banyak nona cantiknya lho). Alasan pelarangan tersebut sangat benar adanya, dan larangan itu disampaikan justru karena rasa kasihan dan simpati mereka terhadap diri saya. Setelah saya sampaikan bahwa peternakan yang akan saya mulai ini, akan menggunakan pola yang lain – yang sesuai dengan keadaan saya saat ini, yaitu dengan “membayar para pakar untuk menangani kegiatan sehari-hari di peternakan”. Pada ahirnya mereka semua sangat setuju dan mendukung mimpi saya untuk jadi peternak, bahkan merekalah yang memilih para pakar tersebut. Dan keluarga tersebut sangat bertanggung jawab terhadap  pilihannya, sehingga segala sesuatunya justru menjadi lebih mudah bagi saya.

b. Lingkungan manusia lainnya disekitar anda.
Cari, Lihat dan amati manusia-manusia lain diluar keluarga yang bisa menunjang impian anda untuk jadi peternak. Mulai dari tetangga, teman, kenalan, sampai yang tidak / belum  anda kenal dimanapun mereka berada (melalui internet), diantara mereka pasti ada peternak, atau ada yang lebih mengerti masalah peternakan di banding anda. Pada umumnya mereka sangat lebih dari senang untuk membantu anda. Selama ini saya hanya mengalami  dua kali di tolak bahkan di usir saat saya berusaha untuk “menemui dan mengunjungi” pakar peternakan. Pertama di Kebun Binatang saat ingin menemui sekelompok dokter dan pakar hewan di sana, penyebabnya adalah, saya tidak bawa uang untuk beli karcis masuk. Yang kedua di peternakan Sapi (mungkin yg terbesar di Indonesia), karena bermacam-macam alasan yang bisa saya mengerti, walaupun setelah bertemu “yang punya” ahirnya di ijinkan juga. Jangan malu gengsi atau geli, tujuan kita hanya sekedar ingin mempelajari apa yang belum kita ketahui, sampaikan dengan jujur siapa anda dan apa maksud anda untuk menemui para pakar dan praktisi berpengalaman tersebut. Banyak seminar pelatihan dan lain sejenisnya yang di adakan masyarakat peternakan. Disitu anda bisa bertemu dengan banyak praktisi dan pakar. Memang betul harus bayar, kalau dana tidak mencukupi, tunggu saja di luar. Pada saat para peserta keluar dengar apa yang mereka bicarakan, atau tawarkan transportasi gratis (omprengan / ojeg), nah di sepanjang jalan anda bisa bertanya dan berdiskusi dengan peserta tersebut.
Cari, Lihat dan amati manusia-manusia disekitar calon lokasi peternakan anda. Bagaimana adat istiadatnya, bagaimana tatanan sosialnya,bagaimana keamanannya dan semua aspek kehidupan sehari-hari mereka. Atau jika anda sudah memiliki lokasi untuk peternakan, lakukan pembinaan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Intinya sampaikan maksud dan tujuan anda, untuk membuka peternakan dengan melibatkan masyarakat setempat, agar bisa memajukan masyarakat (dan lebih memajukan diri anda sendiri—yg ini tidak perlu disampaikan).
Contoh 1.5: Saya mempunyai lahan yang lumayan luasnya (sekitar 3 hektar) disuatu daerah bekas perkebunan teh, lebih dari ideal untuk peternakan SAKADO. Masyarakat setempat sudah terbiasa dengan ternak SAKADO. Saat saya utarakan maksud dan tujuan saya untuk membuka usaha peternakan, 75% dari masyarakat menyampaikan keberatannya, dengan alasan keamanan. Mereka menyampaikan bahwa: Lokasi tersebut terlalu jauh dari tempat tinggal masyarakat, dan menjelang hari Raya, sering terjadi pencurian ternak besar2an (penggarongan bersenjata api), terlalu tinggi risikonya, lebih baik mencari lahan lain yg lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat, agar mudah mengawasi keamanannya. Walaupun saya ketahui ada peternakan sapi perah dan ayam potong yang mulai di buka di dekat lokasi lahan tersebut, setelah melalui pertimbangan yang masak, terpaksa niat tsb saya urungkan. Setelah dua tahun kemudian, peternakan ayam dan sapi perah tersebut di tutup, karena tidak tahan terhadap gangguan penggarongan yang terjadi ber-ulang2, walaupun peternakan tersebut milik petinggi yang  berbintang banyak.    

c. Lingkungan alam disekitar lokasi peternakan.
Hal ini sangat jelas dan mudah di fahami, namun harus tetap dilakukan, yang sering terlupakan adalah , melihat ke masa depan 5 sampai 10 tahun mendatang. Saya mengenal seorang peternak yang sudah berpuluh tahun beternak sapi, beliau bertahan tidak bersedia pindah ke tempat lain, karena lokasinya sangat strategis. Saat ini lokasi tersebut menjadi padat dengan pertokoan dan hotel besar dan sang peternak pun sudah menua. Ahirnya peternakan tersebut dilarang beroperasi, di tutup dan tidak di pindah. Sungguh sangat disayangkan, terutama kemahiran dan ke-pakaran beliau yang terpaksa tidak  termanfaatkan lagi.

d. Lingkungan peternakan secara global.
Jangan malas untuk mengikuti perkembangan di bidang peternakan secara global, walaupun sekala peternakan anda masih tergolong kecil. Karena apa yang terjadi di belahan dunia lain / global, bisa dan akan mempengaruhi peternakan lokal. Ambil beberapa contoh seperti Flu Burung, beberapa tahun yang lalu kita hanya  mengetahui bahwa wabah itu ada di negara China, dalam waktu singkat wabah tersebut saat ini sudah menyebar di daerah kita. Demikian juga dengan masalah2 lain nya selain penyakit, ikuti amati dan pelajari perkembangannya. Waspadai jika ada hal-hal yang dapat berdampak lokal. Setelah mengetahui adanya Flu Burung, apakah beternak ayam masih menjadi prioritas pilihan anda saat ini.
Tidak hanya sisi negatif yang perlu di pelajari, sisi positif pun banyak yang bisa kita ambil dari lingkungan peternakan global. Misalnya: saat ini “peternakan organik”, mulai banyak diminati da bagi  peternakan  dapat memberikan keuntungan lebih besar, walaupun ada persyaratan2 tertentu yang harus di penuhi sebelum mendapat sertifikasi “Organik”.
Beberapa negara di timur tengah, masyarakatnya menghendaki produk peternakan yang HALAL, saat ini tren nya tidak hanya cara pemotongan/penyembelihan hewannya yang halal, namun cara beternaknya, makanan ternaknya dll nya harus halal pula.
Cepat atau lambat permintaan produk peternakan organik dan halal ini akan sampai juga di daerah kita masing-masing. Dengan mempelajari lingkungn peternakan global, anda bisa melihat kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun peluang.

5. EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua hasil upaya tersebut di atas dari poin 1 mengenai tujuan hidup sampai dengan poin 4 mengenai lingkungan. Integrasikan keseluruhan data tersebut, menjadi suatu niat yang kuat untuk memulai  suatu usaha peternakan. Niat anda ini belum ada yang kongkrit, se-olah2 semuanya masih berada dalam mimpi anda, namun mimpi tersebut sudah anda fikirkan secara mendalam dan radikal, sehingga merupakan mimpi yang mempunyai data pendukung.
Setelah terintegrasi dan setelah melakukan evaluasi terhadap seluruh data yang telah anda miliki, barulah anda bisa memasuki tahap II, yaitu tahap perencanaan. Pada tahap tersebut mimpi anda, akan anda tuangkan kedalam sebuah perencanaan, sehingga mimpi tersebut bisa di lihat dan diketahui manusia lainnya disekitar anda.

II. TAHAP PERENCANAAN :
1. MEMBUAT PERENCANAAN SEKALA KECIL SECARA DETAIL
Berdasarkan data dan fakta yang anda dapat dari proses di tahap I, tuangkanlah mimpi anda pada beberapa lembar  kertas, yang berupa suatu formulasi perencanaan. Satu hal yang harus anda lakukan dalam perencanaan ini, yaitu “skala kecil”. Jika anda mampu dan berniat untuk mulai beternak dengan 100 ekor ternak, jangan membuat rencana untuk 100 ekor ternak tersebut. Lakukan pertimbangan pesimis radikal, perhitungkan kegagalan total dengan 100 ekor ternak, mampukah anda memulai lagi. Dengan kegagalan total 50 ekor ternak, mampukah anda memulainya lagi. Perhitungkan terus dengan cermat, sampai anda menemukan suatu figur dimana “alat” anda yang berupa tenaga pikiran dan uang, dapat anda alokasikan untuk peternakan yg anda mimpikan,dan jika risiko terbesar yang berupa musnah total-nya peternakan tersebut terjadi, anda masih sangat mampu untuk memulainya lagi.
Untuk mudahnya saya selalu memulai dengan 25% dari total kemampuan yang saya miliki. Itu berarti saya mampu jatuh dan bangun kembali selama empat kali. Jauh lebih baik jatuh dan terluka empat kali, namun mampu berdiri tegak kembali, dari pada hanya sekali jatuh langsung mati
Dalam membuat rencana ini, libatkanlah seluruh personel yang akan terlibat dalam peternakan anda nantinya, keluarga, karyawan atau mitra dan juga para pakar di luar peternakan anda. Anda sebagai pengambil keputusan terahir, akan lebih banyak mendapatkan masukan yang anda perlukan pada saatnya nanti, karena mereka mengerti dan memahami apa kehendak anda sesuai dengan rencana anda tersebut. Tanpa adanya rencana yang mereka ketahui , mereka tidak akan mampu memberikan masukan yang tepat guna.  Adapun masalah perencanaan teknis detailnya, saya yakin anda jauh lebih mengetahui dari pada saya. Pokok-pokok perencanaan harus meliputi, rencana Keuangan, Sarana-kandang dan Perlengkapan peternakan lainnya, Sumber daya manusia,Pola pemeliharaan, Pemasaran/penjualan.
Jika anda kurang terbiasa dengan perencanaan detail, anda bisa meminta bantuan para pakar perencanaan (biasanya untuk keuangan). Karena dalam perencanaan detail ini ada beberapa hal yang membutuhkan pengetahuan spesifik dalam pembuatannya, namun dalam pelaksanaannya, anda sendiri harus mampu / bisa menggunakannya. Misalnya di bidang perencanaan keuangan, maka para pakar akunting lah yang akan merancangnya dengan sangat baik untuk anda. Demikian juga dengan perencanaan bangunan kandang, jenis ternak, cara memberi pakan, kesehatan ternak dll, jika anda tidak mampu melakukannya, serahkan pada para pakar untuk  melakukannya .
Memanfaatkan para pakar untuk hal yang tidak kita kuasai, memang nampak mahal, mewah atau royal. Tapi mari kita fikir secara radikal, anda memiliki rumah yg anda tempati saat ini, sangat nyaman, indah dan asri, apakah anda sendiri yang membangunnya, saya yakin tidak, jika anda jujur maka anda pun akan mengatakan tidak. Walaupun anda seorang ingsinyur atau profesor bangunan, anda pasti menyerahkan pembangunan rumah tsb pada para pakar di bidangnya masing-masing. Bayangkan rumah seperti apa jadinya, jika sang ingsinyur tsb membangunnya sendirian, biayanya akan lebih mahal sekali dan mungkin akan roboh sebelum rumahnya jadi. Mengapa untuk membuat perencanaan peternakan, anda ingin membuatnya sendiri, padahal anda tidak mampu membuatnya. Biarlah para pakar yang memberi beberapa alternatif pilihan, anda yang menentukan, mana yang paling sesuai dengan keadaan dan kemampuan anda. Dalam perencanaan ini , apa  yang bisa anda lakukan dengan baik lakukanlah sendiri, untuk hal yang tidak mampu anda lakukan dengan baik, serahkan pada pakarnya.
Ingatlah perencanaan tahap 1 ini , merupakan landasan sekaligus tonggak utama bagi peternakan yang akan anda mulai, jadi lakukanlah sebaik mungkin, tahap penyempurnaan dan penyesuaian dapat dilakukan sambil berjalan nanti. Walaupun misalnya peternakan yang akan anda bangun itu tidak untuk tujuan mencari keuntungan, perencanaan harus tetap di buat se-olah2 peternakan anda adalah peternakan komersial yang mencari keuntungan sebesar-besarnya. Dengan adanya tolok ukur yang jelas, sekecil apapun kemajuan yang anda capai akan sangat membahagiakan diri anda.
Tanpa perencanaan yang memadai sebetulnya anda sudah secara sengaja mengagalkan mimpi anda sendiri.

2. MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA 1
Setelah mempunyai rencana tahap 1, maka anda harus membuat suatu acuan umum. Ibaratnya perencanaan adalah pohon maka acuan umum adalah pupuknya. Saat pembuatan rencana dan saat operasi sehari-hari nanti, acuan umum ini akan sangat membantu dalam memecahkan berbagai masalah yang akan anda temui. Tanpa memiliki acuan umum maka perencanaan tersebut hanyalah merupakan tulisan yang tak berdaya guna secara optimum. Kegunaan utama dari acuan umum ini adalah untuk mempermudah anda dalam mengambil keputusan.  Jika ada penyimpangan dari perencanaan, maka dengan lebih mudah anda memutuskan apa yang harus dilakukan, bagaimana,kapan, berapa banyak.
Kesulitan dalam pembuatan acuan umum ini adalah, tidak semua masalah yang akan anda temui bisa anda prediksi jauh hari sebelumnya. Sehingga anda tidak akan  bisa membuat seluruh acuan secara spesifik, hanya secara umum. Terkecuali anda pernah mengalami permasalahan tersebut, atau anda bisa mendapatkannya dari peternak lain, sehingga anda mampu mengantisipasinya. Beberapa hal yang harus ada didalam acuan umum ini antara lain;

a. Pencarian dan Penanganan titik lemah
Acuan ini di buat untuk menemukan dan memperkuat titik lemah dalam kegiatan peternakan, secara berkesinambungan. Dalam menjalankan suatu operasi/kegiatan apapun, anda akan selalu menemui titik-titik lemah, yang dapat mengakibatkan terganggunya bahkan berhentinya kegiatan yang sedang anda lakukan. Jika anda ambil sebuah rantai besi, kemudian anda tarik sekuat-kuatnya, maka rantai itu akan putus di rangkaian yang terlemah. Setelah rangkaian terlemah/titik terlemah tsb anda perkuat, kemudian  rantai itu anda tarik lagi, rantai itu tetap akan putus pada titik terlemah lainnya. Rantai tersebut ibarat perencanaan , sebaik apapun perencanaan yang kita buat, selalu ada titik lemahnya. Setelah titik lemah tersebut anda perkuat, akan timbul titik lemah lainnya dalam perencanaan anda.
Jika anda tidak mempersiapkan diri dan mempunyai acuan saat menghadapi dampak dari titik lemah pada perencanaan  anda, maka anda akan berada pada situasi yang sangat sulit. Banyak peternak yang gagal hanya karena tidak mempersiapkan acuan untuk menangani kelemahan-kelemahan rencananya sendiri. Saya sangat memahaminya karena saya pernah mengalami kegagalan yang disebabkan oleh hal yang sama.
Cara sederhana untuk menemukenali titik lemah dalam kegiatan peternakan, adalah dengan menganalisa seluruh rantai produksi peternakan. Dan untuk setiap titik produksi,ujilah dengan pertanyaan2 ini: A Di Ke Ba Ber Si Kap
Utk segala sesuatu yang harus saya beli atau dapatkan  dari pihak lain, seperti Pakan tambahan, obat2an,  pembelian bibit sapi,  saya  selalu mengujinya dengan pertanyaan sebagai berikut – Bagaimana  jika mereka tiba2 tidak bisa menyediakan. Apa yang akan saya lakukan jika penjual yang sudah di kontrak beli tidak bisa memenuhi janjinya, Kemana saya harus mencari penjual penggantinya, Dimana saya bisa mendapatkan  kebutuhan tersebut dalam waktu singkat, Kapan mulai mencarinya dan Berapa biaya yang bersedia saya keluarkan untuk mencari pejual lainnya. Siapa yang bisa di tugasi atau di hubungi.  
Contoh 2.1:Untuk menangani masalah sehari-hari di peternakan yang saya lakukan dengan pola kemitraan dengan masyarakat setempat, saya tunjuk seorang tokoh agama masyarakat setempat sebut saja si A sebagai koordinatornya. Karena lokasi tempat tinggal  saya terlalu jauh dari lokasi peternakan. Pada suatu saat si A berangkat menunaikan ibadah haji. Padahal saat mejelang Lebaran Haji (Idul Adha) bagi peternak adalah merupakan hari-hari yang paling sibuk, dan banyak masalah yang harus segera di pecahkan, mulai dari persiapan ternak, transportasi, sampai tawar menawar harga ternak.Karena saya tidak mempersiapkan jalan keluar bila si A tidak ada, maka bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi saat itu, masing2 mitra menjalankan kebijakan sendiri-sendiri, akibat ahirnya seluruh sapi yang terjual, harganya di bawah harga pasar pada umumnya. Artinya keuntungan banyak berkurang.
Contoh 2.2: Untuk pakan tambahan saya mengandalkan pembelian dan pengiriman dari sebuah pabrik pakan tambahan/konsentrat. Pengiriman selalu datang sesuai dengan perencanaan yang saya buat. Saat stok pakan konsentrat mulai menipis, kiriman masih belum datang juga. Karena setiap kami  telepon tidak ada jawaban, terpaksa kami   mendatangi pabrik konsentrat tersebut, barulah disadari mengapa pengiriman terlambat, bahkan berhenti mengirim, karena pabriknya tutup untuk waktu yang sangat lama, karena kebakaran. Secara langsung memang saya tidak dirugikan. Namun sampai stok konsentrat habis, mereka yang di peternakan, masih belum bisa mendapatkan pengganti suplyer konsentrat. Akibatnya harus membeli eceran dengan merk dagang  lain serta dengan komposisi lain, yang   mengakibatkan gangguan pencernaan si ternak, dan gangguan bujet keuangan. Hal itu tidak akan terjadi jika jauh-jauh hari saya sudah mempersiapkan suplyer pengganti/ cadangan.
b.Sebab dan Akibat
Acuan ini di buat untuk menemukan dan mengatasi akar masalah yang mungkin timbul pada kegiatan se-hari2. Manusia secara alami senang menyelesaikan masalah dengan cara yang simpel dan cepat, tetapi sering tidak menyelesaikan akar masalahnya, sehingga utk jangka panjang penyelesaian masalah tsb tidak bermanfaat, bahkan sering lebih merugikan. Cara termudah dalam membuat acuan ini antara lain; ujilah tindakan yang akan anda lakukan untuk menangani suatu permasalahan, terutama hasil atau dampaknya untuk masa jauh kedepan. Arah dan bobot tindakan harus merupakan penyelesaian akar masalah jangka panjang. Terutama untuk masalah lingkungan dan keuangan.
Contoh2.3 :Ada seorang pakar kesehatan hewan yang selalu mengontrol dan menangani masalah kesehatan ternak di lokasi peternakan. Suatu saat kehadiran pakar tersebut menjadi tidak rutin dan selalu terlambat dari jadwal yang telah disepakati bersama. Sering pakar tersebut terpaksa kami jemput, agar bisa hadir secara rutin dan tepat waktu. Kami sangat tergantung pada pakar tersebut, namun beliau terasa mulai sangat merepotkan dan membebani. Saya bisa mencari pakar yang lainnya, namun saya harus memulai dari awal lagi, sedangkan pakar yang lama sudah mengetahui apa rencana saya dan apa tujuan yang ingin saya capai, dan kami sudah merasa nyaman berinteraksi dengan pakar tersebut. Pada suatu kesempatan bertemu dengan pakar tersebut dan berdialog  dari hati kehati. Pakar tersebut mempunyai masalah dengan alat transportasi, yang tadinya ada/punya, menjadi tidak punya, disebabkan oleh ini dan itu. Akar masalahnya adalah alat transportasi dalam hal ini adalah sepeda motor. Ahirnya disepakati - peternakan membelikan sepeda motor baru sesuai pilihan pakar tersebut secara tunai, kemudian pakar tesebut mengangsur kepada peternakan tanpa di kenakan bunga.Segala sesuatunya kembali berjalan seperti sediakala, bahkan pakar tersebut jauh lebih rajin dan memberikan perhatian yang lebih banyak  terhadap ternak kami, dan uang peternakanpun tidak hilang.  

c.Efisiensi
Acuan ini untuk mengarahkan semua tindakan dan pengeluaran agar memberikan dampak yang paling menguntungkan, walaupun pengeluaran awalnya nampak atau terasa jauh lebih tinggi. Acuan ini sangat sederhana dan sangat mudah pelaksanaannya, yang membuat sulit adalah kesediaan anda untuk menyediakan dana yang lebih tinggi walaupun hanya satu kali.
Contoh 2.4: Sebagai salah satu campuran untuk pakan tambahan saya menggunakan ampas tebu / gula (tetes), yang harus dibeli setiap minggu dari pabrik gula yang jaraknya sekitar 1 jam dengan mengendarai motor atau mobil. Hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa peternak terdahulu disekitar lokasi peternakan. Dengan berpatokan pada acuan umum, maka disepakati untuk membeli tetes setiap dua bulan sekali dalam jumlah banyak sekaligus. Tindakan tersebut akan jauh menghemat biaya  transportasi, walaupun ada biaya yang harus dikeluarkan sekaligus besar. Karena saya membeli dalam jumlah banyak, maka saya mendapat potongan harga, kemudian saya menjual kepada peternak lain dengan harga yang sama seperti di pabrik. Saya mendapat keuntungan , peternak lain juga mendapat keuntungan karena tidak mengeluarkan biaya transportasi, bahkan  pembelian mereka selalu kami antar ke lokasi mereka, sambil mempererat hubungan silaturachim antar peternak. Hal yang sama juga saya lakukan untuk pakan konsentrat dan obat-obatan.   

d. Alokasi dana dan tenaga.
Acuan ini dibuat guna mengarahkan seluruh alokasi dana agar selalu diselaraskan dengan tujuan perencanaan peternakan.  Hal ini sangat logis dan se-olah2 tidak diperlukan acuan. Namun percayalah , tanpa acuan umum yang jelas dan di sepakati bersama, anda akan banyak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Saya berikan satu contoh agar mudah memahaminya.
Contoh 2.5:  Pada saat yang bersamaan ada kegiatan “kontes sapi”dan “permohonan dana untuk perbaikan mesjid”. Kami sudah mempersiapkan sapi untuk kontes, kemungkinan menangnya 80%, sehingga gengsi peternakan kami bisa mencuat naik, akan sangat memotivasi, membanggakan dan menyenangkan. Sedangkan perbaikan mesjid, belum mendesak, mesjid masih sangat layak pakai, kamipun menjadi donatur tetap, singkat kata perbaikan mesjid belum perlu dan bisa ditunda. Dengan mudah saya akan mengalokasikan dana untuk mengikuti kontes karena kesempatan untuk menang sangat tinggi dan kesempatan ini sangat jarang tersedia. Namun dengan adanya acuan umum ini, ternyata mengikuti “kontes sapi” sangat tidak selaras dengan tujuan dan perencanaan, sedangkan perbaikan mesjid justru menjadi salah satu tujuan peternakan. Dengan adanya acuan umum yang disepakati bersama, kami  menjadi  sangat mudah  dalam mengambil keputusan yng paling tepat.

3. PENGUJIAN RENCANA 1.
Setelah mempunyai rencana dan acuan umum, mulailah anda membuka paternakan dengan sekala kecil  sesuai dengan perencanaan. Lakukan kegiatan peternakan seperti biasa. Amati dan pelajari dengan sangat cermat segala permasalahan yang timbul, sebagian akan bisa diselesaikan dengan acuan umum yang telah dipersiapkan, sebagian besar mungkin justru tidak bisa di tangani dengan menggunakan acuan umum yang telah tersedia.
Jangan terlalu hawatir jika anda menemui masalah besar yang sulit di atasi, ingatlah tahap ini masih dalam tahap uji coba, yang salah satu tujuannya adalah menemukenali AnTaHaGa (Ancaman Tantangan Hambatan Gangguan) dan PeKes (Peluang dan Kesempatan). Makin banyak masalah yang tidak ter-antisipasi makin baik, karena itu berarti banyak perbaikan yang bisa dilakukan.
Ada baiknya anda mulai dengan beberapa jenis sapi potong, dan beberapa pola pemberian pakan, agar anda bisa mencatat setiap perkembangan masing2 . Dan pada ahirnya akan anda temukan sendiri,  jenis sapi apa yang paling baik perkembangannya dengan cara anda beternak, dan sapi mana yang paling sesuai dengan lingkungan peternakan anda.
Untuk kesehatan ternak dan kandang/peternakan, jangan ragu untuk meminta bantuan pakar kesehatan bisa mantri hewan bisa juga dokter hewan (kalau ada). Satu hal yang bisa di dapat dari pakar yang “orang luar peternakan”, adalah , mereka lebih sensitif terhadap kejanggalan atau keburukan yang ada di peternakan anda, dan mereka se-olah2 berhak dan wajib untuk mengatakannya. Maksudnya begini, bagi anda dan personel peternakan yang berada di peternakan se-hari2, maka akan terbiasa dengan bau pesing atau bau busuk, serta kekotoran dan kejorokan  disekitar peternakan anda. Namun bagi orang yang tidak selalu berada di peternakan anda, maka sedikit ada bau yang menyengat hidung mereka, atau sedikit melihat kekotoran peternakan anda, mereka akan sangat merasakannya. Pada umumnya orang luar tersebut akan sangat segan mengutarakan apa yang dia rasakan, karena takut menyinggung perasaan anda dan para peresonil peternakan lainnya. Namun bagi para pakar kesehatan, mereka tidak akan segan dan ragu  menyampaikan keadaan yang dia rasakan, karena itu adalah tugas dan kewajiban mereka. Sebaliknya anda jangan sekali-sekali menyangkalnya, terimalah masukan mereka, jika anda masih merasa ragu undanglah orang luar lainnya untuk memberikan pendapatnya, biasanya pendapat pakar tersebut selalu benar.
Masalah pemasaran dan penjualan merupakan bagian dari Tantangan dan Peluang yang sangat menarik bagi peternak, banyak sekali hal yang harus di pelajari, mulai dari cara mereka mengukur atau menimbang , menilai kualitas ternak, dan menghargai ternak  yang kita jual sampai mencari pembeli. Karena pembeli yang berarti uang, merupakan ujung dari usaha peternakan, maka tanganilah para pembeli dengan sebaik mungkin. Disisi lain pembeli juga merupakan  Ancaman dan Hambatan yang cukup signifikan.
Istilah yang di pergunakan para pembeli dan pedagang pun berlain-lainan antara  satu daerah dengan daerah  lainnya. Ada yang menggunakan sistim Karkas, Jogrog, Tulang Daging, Berat Daging, Bobot Utuh, Bobot Jagal dll. Penjualan ternak hidup di kandang merupakan cara penjualan yang paling sedikit menguras tenaga dan biaya, dan harganya biasanya paling sederhana juga. Walaupun dalam transaksi ini, masih sering terjadi ketidak sepakatan mengenai bobot dan kualitas ternak.
Satu pembeli yang sama, sering menggunakan metoda pengukuran berat yang berbeda. Salah satu metoda pengukuran berat, dilakukan dengan mengukur  lingkaran-lingkaran  badan dan panjang badan,  kemudian menggunakan rumusan mereka masing2, didapat perkiraan berat badan. Pada saat melihat mengukur postur tubuh sapi yang berbeda, mereka menghendaki penggunaan timbangan dan tidak mau menggunakan metoda yg pertama tadi.  Aneh, janggal, tapi itulah kenyataannya, mereka berusaha mendapatkan seminimum mungkin bobot sapi, disisi lain sebagai peternak kita menginginkan semaksimum mungkin pengukuran bobotnya. 
Para pembeli yang kebanyakan pedagang atau kita sebut sebagai bandar sapi, yang juga sebagai salah satu pelanggan kita sebagai peternak, juga bermacam-macam perilakunya. Kalau membayar tunai (walaupun sangat jarang) mereka minta potongan harga yang cukup banyak, kalau pembayaran ditunda, yang biasanya dua hari- bisa menjadi dua minggu, bisa menjadi dua bulan atau dua tahun, bahkan tidak jarang menghilang . Untuk itu waspadailah para pelanggan terhormat tersebut, ketahui dimana alamat tetap mereka, keadaan ekonominya, reputasinya. Lakukan pendekatan dengan baik, ciptakan hubungan pribadi dengan baik, lebih baik kita mengeluarkan sedikit biaya dan tenaga/waktu, untuk pengamanan jangka panjang, dari pada kehilangan beberapa ekor sapi sekaligus. Jangan mudah terbujuk dengan janji muluk para bandar, karena harga sapi atau ternak lainnya sebetulnya relatif tidak berfluktuasi secara drastis dalam waktu sangat singkat.
Waspadai jika ada pembeli yang meminta agar sapinya jangan di beri makan selama 24 jam sebelum di ambil, dan mereka ini selalu menolak jika kita tawarkan untuk mengantar sapi tsb ke tempatnya, mereka selalu membayar tunai. Catat timbangan bobot sapi saat keluar dari peternakan, beberapa kali saya alami, setelah sapi tiba di tempat sang bandar, ternyata mereka melakukan “Penggelonggongan” sebelum di jual atau di potong. Jika ada tanda2 husus atau cap peternakan anda di badan sapi tersebut, maka anda pun akan terimbas permasalahan. Kelompok bandar tersebut, sangat cermat dalam melakukan transaksi, mereka selalu menolak untuk membuat transaksi tertulis dalam bentuk dokumen apapun, alamat nya selalu berubah dan tidak jelas.
Pada saat kita menjual sapi yang sudah di potong atau menjual Karkas (carcase), banyak juga masalah yang bisa timbul. Pada umumnya sistim yang di anut adalah, setelah sapi di potong, bagian bawah kaki, ekor, kepala, jeroan, gajih (lemak) dan kulit, menjadi hak pemotong atau jagal. Pembersihan lemak sering menjadi masalah, karena sang jagal membuang / mengambil lemak beserta daging nya, begitu juga saat menguliti, daging sering tidak “sengaja” ter-iris dan terbawa kulit.
Jika kita hanya melakukan pemotongan dan pembersihan, tentunya kita harus membayar sejumlah biaya kepada pemotong (jagal). Disini permasalahan bisa lebih banyak muncul. Banyak yang bisa menghilang, mulai dari kepala sampai jeroan dan ekor bisa menghilang. Walaupun anda berusaha untuk mengawasinya dengan ketat. Anda tetap akan “kecolongan” , karena hal itulah yang  mereka sebut sebagai keahlian kelompok jagal (mohon maaf jika diantara pembaca adalah jagal).
Kita sebagai peternak yang membawa sapi ke rumah pemotongan , seolah-olah berada pada posisi yang lemah, bagaikan sapi yang mau dipotong, tanpa daya. Disisi lain para jagal se-olah2 bisa berbuat sesuka hati untuk mengambil “keuntungan” se-besar2 nya dengan berbagai upaya yang tidak wajar. Belum lagi masalah per-calo’an di rumah pemotongan, tak ubahnya seperti di stasion kereta api saat lebaran. Namun semua itu sudah menjadi tradisi, dan anda mau tidak mau harus berinteraksi dengan keadaan yang sangat menyedihkan tersebut.
Cerita pengalaman 1: Saya sudah mendengar cerita seperti di atas saat melakukan Tahapan Mimpidan Berfikir – Mempelajari Lingkungan, namun terus terang –saya tidak mempercayainya, masa iya sih, sesama pengusaha kecil dan lemah kok tega-tega nya, mereka memperlakukan peternak sedemikian rupa. Saat pengujian  tahap penjualan, saya melakukan penjualan daging dengan membayar jagal di suatu rumah pemotongan hewan. Kami ber-empat membawa dua ekor sapi untuk di potong, sedangkan pembeli daging nya sudah ada dan menunggu hasil pemotongan di tempat lain. Dua orang mitra peternakan saya minta mengawasi dari jarak agak jauh, saya dan satu orang lainnya ( supir), melihat dari jarak dekat. Mereka sungguh mahir melakukan “Trik”nya , bak pesulap ulung. Dua orang mitra peternak yang mengawasi dari kejauhan, tidak bisa menahan perasaan dan emosinya, maka keributan pun terjadi, cukup seru lah. Setelah di ingatkan kembali  bahwa tujuan kita adalah untuk mempelajari lingkungan , barulah kedua mitra peternak  tersebut bisa di tenangkan, dengan permohonan maaf yang sebesar besar nya dari fihak kami, maka permasalahan bisa diselesaikan dengan sangat baik. Beruntung sekali , dua buah kamera tersembunyi yang kami sewa dari sebuah studio film, satu tersembunyi di balik jaket saya, yang kedua di balik jaket pak supir bisa bekerja dengan sangat baik. Setelah kami putar ulang rekaman film nya, memang betul-betul mahir mereka dalam menjalankan operasinya. Namun ingat, disini kita tidak mencari siapa benar siapa salah, berdasarkan acuan yang saya buat, kami harus mencari penyelesaian akar masalah untuk jangka panjang. Kemudian disepakati untuk mendatangi rumah sang jagal dengan membawa rekaman film tersebut, cara  penyelesaian yang kami rencanakan  adalah lebih baik memberi tambahan dana yang sesuai pada sang jagal dari pada kita tidak mampu mengontrol dan mengetahui keadaansebenarnya  hasil peternakan kami. Ahirnya bisa diambil suatu kesepakatan / perjanjian tak tertulis dengan kelompok jagal tersebut. Film rekaman tidak perlu di putar (bahkan saya musnahkan), akar masalah  terselesaikan untuk jangka sangat panjang, bahkan kelompok jagal tersebut saat ini menjadi salah satu agen penjualan kami yang baik, mereka tidak pernah minta komisi penjualan, mereka hanya mengharap agar sapi kami mereka yang memotong. Mereka senang kami jauh lebih senang, dan tidak ada lagi yang merasa dirugikan, semua merasa di untungkan. Ada yang mengatakan upaya kami itu tidak baik, menyuburkan penyuapan dan peremanisme, tidak mendidik dan lain sebagainya. Betul-betul saya merasa sedih dan terheran-heran melihat keadaan seperti itu.. Namun setelah melihat pada perencanaan dan acuan umum, saya bisa tegar kembali, karena tujuan saya beternak bukanlah untuk memperbaiki keadaan tersebut,  pasti sudah ada pihak lain yang lebih wajib dan berwenang untuk memperbaikinya.
Dengan memiliki perencanaan dan acuan umum yang jelas, ternyata banyak masalah yang bisa kami selesaikan dengan lebih baik dan lebih menentramkan.    

4. TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP  PERENCANAAN 1.
Dengan menemukenali dan menyelesaikan semua permasalahan di tahap pengujian rencana 1 ini, maka anda sudah mulai memahami bagaimana keadaan sebenarnya yang akan anda hadapi pada kegiatan sehari-hari di masa yg akan datang nanti.
Gunakan perencanaan dan acuan umum - sebagai pegangan dasar kegiatan peternakan, agar seluruh kegiatan yang dilakukan tetap se arah dan selaras dengan tujuan utama anda. Jika ternyata masih ada ( biasanya pasti masih banyak) masalah yang tidak tercakup dalam perencanaan dan acuan umum,  namun telah dapat terselesaikan dengan baik, buatlah catatan ( pada buku jurnal) agar pada saatnya nanti bisa di evaluasi apakah cara penyelesaian tsb akan di jadikan acuan umum atau hanya bersifat insidentil.
Usahakan semua permasalahan tidak ada yang tertunda penyelesaianya, ibaratkan sebagai  masa sekolah, anda naik kelas atau tidak naik kelas, jika tidak naik kelas maka anda harus mengulang seluruh pelajaran anda sejak awal lagi. Tidak boleh naik kelas dengan menghutang beberapa mata pelajaran yang nilainya masih buruk. (lain dengan kuliah ya)
Jika masih ada permasalahan yang belum bisa anda atasi dan kuasai cara penyelesaiannya, lakukan lagi tahap uji coba ini, melalui putaran kedua dengan jumlah ternak yang sama.
Jika anda sudah merasa puas dan yakin mampu (confident) dengan cara anda menangani kegiatan peternakan anda, terutama proyeksi rencana keuangan sudah memberikan hasil positip, tidak ada masalah yang terhutang, barulah kita memasuki tahap berikutnya

5. EVALUASI DAN TENTUKAN APA KEINGINAN ANDA UNTUK MASA YG AKAN DATANG
Setelah anda merasa yakin mampu untuk meneruskan usaha peternakan dengan sekala awal yang kecil tersebut di atas. Maka sekarang saatnya kita memulai lagi siklus ini dari awal, kembali ketahap 1, yaitu  Mimpi dan Berfikir, dengan sedikit kemudahan, karena semua data penunjang nya sudah anda miliki, ditambah lagi dengan pengalaman selama ujicoba tahap1. Dengan sendirinya pola pikir  anda akan berubah, tidak lagi seperti pada tahap awal, tetapi sudah lebih canggih, karena sudah menguasai “Dasar Ilmu Peternakan”, yang tidak akan mungkin anda dapat dari guru manapun, dan sekolah manapun.
Anda hanya bisa mendapatkan Dasar Ilmu Peternakan tersebut dari dalam diri anda sendiri, dan lingkungan anda sendiri, melalui mimpi dan pemikiran anda sendiri,  yang radikal ekstrim sampai merasuki jiwa raga anda.
Lakukan evaluasi terhadap seluruh aspek selama pengujian rencana 1 yang telah anda lalui, melalui tahapan yang sama dengan Tahapan Mimpi dan Berfikir , yaitu:
1.       TUJUAN HIDUP
Evaluasi secara menyeluruh bersama dengan manusia-manusia yang sama yang pernah anda ajak untuk ikut serta pada tahap terdahulu. Sampaikan pada mereka apa pencapaian yang telah berhasil anda raih sampai tahap ini. Melakukan evaluasi bersama ini saya anggap sebagai sesuatu yang penting dan harus dilakukan. Karena dengan cara tersebut maka manusia-manusia lain di lingkungan sekitar anda tersebut, akan lebih mempunyai rasa memiliki, mereka akan merasa lebih di hargai, dan mereka akan lebih banyak dan ikhlas untuk memberikan dukungan terhadap usaha peternakan anda. Sementara anda tidak perlu mengeluarkan biaya, guna mendapatkan dukungan yang sedemikian besarnya dari mereka tersebut, yah kalau sekedar makan bersama atau sesuguhan ala kadarnya, dana untuk itu bisa anda sisihkan dari hasil penjualan (maaf) TAI sapi. Sampaikan masalah tai sapi ini setelah acara selesai dan lihat bagaimana reaksi mereka.

2.       PETERNAKAN
Pada tahap ini , arah penentuannya sedikit berbeda dibanding yang terdahulu, karena jenis ternaknya sudah kita tentukan sebelumnya, disini bobotnya lebih ke arah berapa banyak perluasan yang akan anda lakukan. Atau mungkin justru anda mulai berani untuk melakukan perluasan dengan jenis ternak lainnya.
3. ALAT  YANG DIMILIKI
Tentukan berapa besar dana yang akan anda alokasikan untuk perluasan di tahap ke 2 ini. Jika pada perencanaan tahap 1 anda mengalokasikan 25% dari dana yang tersedia, maka sekarang saatnya anda meng alokasikan  lagi 25%, sehingga pada tahap perencanaan 2 ini sekala anda sudah mencapai 50% dari target rencana ahir.
3.       LINGKUNGAN.
Mempelajari dan menangani lingkungan, pada tahap ini , anda akan lebih berfokus untuk perluasan peternakan. Adapun langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sama dengan apa yang pernah anda lakukan pada tahap I terdahulu, hanya fokusnya saja yang berubah, kalau dulu untuk pembuatan peternakan, yang sekarang untuk perlusan peternakan
 4. EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua hasil upaya tersebut di atas, dari poin 1 mengenai tujuan hidup sampai dengan poin 4 mengenai lingkungan. Integrasikan kembali keseluruhan data dan fakta tersebut, menjadi suatu niat yang kuat untuk memperluas usaha peternakan anda. Niat anda pada tahap ini lebih nyata, karena data faktual sudah anda miliki sehingga tidak merupakan  mimpi lagi, namun sudah merupakan pemetaan langkah berikutnya.
Berdasarkan pemetaan langkah tersebut diatas, buatlah Perencanaan 2, yang pada intinya merupakan perluasan atau pengembangan dari seluruh tahap Perencanaan 1, untuk kemudian laksanakan setiap tahap Perencanaan 2 tersebut
Demikian selanjutnya anda akan bergerak dari Perencanaan 2 kemudian kembali ke “Tahap Mimpi dan Berfikir” kemudian bergerak ke Perencanaan 3, dan seterusnya siklus ini akan anda lakukan berulang-ulang.
Sehingga dengan pola ini ,  anda selamanya akan selalu berada  dalam siklus Mimpi dan Berfikir -  PerencanaanAcuan umumPengujian - Penemuan masalah - Evaluasi menyeluruh -  kemudian  kembali Mimpi dan Berfikir lagi, lalu  ke Perncanaan dan seterusnya, anda akan berputar disitu selamanya.
Banyak yang menanyakan “Lalu kapan pelaksanaannya, kalau harus kembali ke perencanaan lagi?” --- Jawabannya jelas sekali yaitu “Pelaksanaannya adalah Perencanaan berikutnya”
Nampak jelas pada siklus ini, semua tindakan yang sedang dan akan dilakukan, selalu terencana dan terkontrol. Hasilnya berupa rencana berikutnya dan pengontrolan berikutnya, yang lebih sesuai dengan keadaan lingkungan terahir, sehingga bergeraknya selalu searah, selaras dan seimbang dengan lingkungan serta tujuan utama yang ingin di capai, dimana tujuan yang ingin di capaipun bisa terus berubah ke arah yang lebih baik dan lebih sempurna.
Mungkin bagi pembaca yang menyenangi bidang manajemen, yang sarat dengan PDCA atau Plan Do Check Action, dimana terkesan setelah Do, maka pencapaian tujuan sudah di dapat. Maka pola ini dianggap bertentangan atau tidak sesuai, karena setelah Check kembali lagi ke Planing tidak ada Action. Sangat menarik untuk di perdebatkan. Namun dalam kenyataannya, mereka yang menganut konsep siklus ulang atau yang selalu kembali ke planing, selalu  bisa tetap mampu bertahan / survive dan berkembang sampai saat ini. Kunci keberhasilan mereka hanya “Selalu menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan atau Tersesuaikan dengan keadaan lingkungannya melalui proses perencanaan yang berulang dan berkesinambungan”. Dimana konsep atau pola ini  sering disebut dengan “Holistic Management Model”.  Model ini juga lah yang berhasil menyelamatkan dan memperbesar sekala peternakan di Amirika dan Eropa, yang keadaan lingkungannya berubah dengan sangat cepat, dimana  salah satu penyebabnya adalah kemajuan teknologi.   
Sangat banyak model dan konsep manajemen yang jauh lebih baik dari pada model yang saya anut ini. Saya tetap memilih model atau konsep ini, hanya karena merasa sesuai dan nyaman untuk keadaan saya, yang selalu hidup dalam perencanaan. Bukankah kehidupan anda juga demikian para pembaca, ”selalu berada dalam perencanaan” anda boleh mengingkarinya, namun tanpa anda sadari anda sering mengatakannya, bahkan menganutnya, menjadikannya sebagai acuan kehidupan anda.
Dalam kehidupan ini: kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Yang Maha Kuasa telah mempunyai rencana bagi tiap umatNya, dan Dialah yang akan menentukan segalanya
Yah demikian lah saudara-saudara ku para Calon Peternak dan Para peternak, yang selalu saya hormati, selalu saya sayangi dan selalu saya banggakan, SATU persembahan yang dapat saya sampaikan, sangat sepele tiada arti dan makna serta manfaatnya, namun dengan rendah hati tetap harus saya sampaikan, karena tanpa adanya SATU, maka  sepuluh, apalagi seratus, seribu bahkan semilyard tidak akan pernah ada dan bisa tercapai.

Terimakasih dan salam hormat.
TONY_SAPI  http://tonysapi.multiply.com